Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Wawancara Kematian

21 Oktober 2018   09:38 Diperbarui: 21 Oktober 2018   10:19 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.deathinjune.net

Dia menghisap dalam-dalam cerutu terakhirnya. Puas.

Terdengar suara keras. Pintu terbuka paksa. Tuan Baron menoleh. Tepat ketika sebuah belati panjang menancap di dadanya. Sepersekian mili dari jantungnya.

Tuan Baron merasakan hawa dingin merayapi tubuhnya. Matanya menangkap sosok 4 orang perempuan berdiri di hadapannya. Masing-masing menggenggam pisau dan belati. Menatapnya sambil menjilat-jilat bibir.

Perempuan-perempuan tersangka yang telah diwawancarainya dan berhasil mengungkap motif mereka menjadi pembunuh!

Tuan Baron merasakan hawa dingin telah sampai di tenggorokannya. Disusul hawa panas yang membakar. Setelah si ratu kematian melempar korek api yang menyala ke perabotan dalam kamar yang telah disiram bensin oleh si gadis pencincang.

Tuan Baron melepas nyawanya dengan sangat tidak rela.

Rupanya tadi memang cerutu terakhirnya.

Bogor, 21 Oktober 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun