Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Wawancara Kematian

21 Oktober 2018   09:38 Diperbarui: 21 Oktober 2018   10:19 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.deathinjune.net

"Uhh, hanya desah dan lenguhan dari dia."

Tuan Baron memerah mukanya,"maksud nyonya? Kalian bercinta?"

Perempuan itu menusuk mata Tuan Baron dengan kenyalangan binatang buas,"ya! Tapi bukan kami! Dia! Mereka!" setelahnya nyonya cantik itu tertawa mengikik panjang. Diikuti airmata yang mengalir di sepanjang pipinya yang tirus.

---

Tuan Baron mempersilahkan perempuan berbadan dua itu duduk. Petugas rumah sakit jiwa dan seorang dokter berjaga tak jauh dari mereka. Perempuan itu menatap tajam Tuan Baron tanpa berkedip.

"Kau pasti ingin bertanya bayi siapa yang terkandung dalam rahimku, bukan?!"

Tuan Baron tergagap sekejap. Busyet! Perempuan hamil ini sebuas serigala.

"Tidak nona! Saya hanya ingin tahu apa yang menjadi motif nona membunuh ayah dari calon bayi itu?"

"Hah? Aku tidak membunuhnya! Aku membencinya, iya. Dia tidak bertanggung jawab terhadap janin ini setelah mengoyak tubuhku dengan birahinya yang sebrutal tarantula. Aku hanya membuatnya bertanggung jawab. Itu saja."

"Maksud nona?"

"Dia ayah calon bayi ini bukan? Sudah seharusnya dia memberi makan anaknya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun