Aku mengenangmu begitu dalam. Â Wahai perempuan berkalung malam. Â Cobalah hapus maskara di hatimu. Â Barangkali kau bisa sedikit menghiburku. Â Dengan bersenandung lagu tentang rindu.
Aku akan mendengarkan dengan seksama. Â Memahat setiap syairnya di telinga. Â Mengalirkannya dalam darah. Â Mempertemukannya dengan cinta yang melimpah ruah.
Akhiri nyanyianmu dengan senyuman yang biasa diberikan seorang ibu kepada anaknya yang setengah terpejam di ayunan. Â Begitu tulus. Â Setulus pelukan hangat matahari kepada pagi yang setia menunggunya datang.
Bangkitlah berdiri. Â Wahai perempuan bergincu kunang-kunang. Â Ciumlah aku dari kejauhan. Â Titipkan melalui angin yang lalu di hadapanku. Â Aku akan menyimpannya dalam sehelai sapu tangan, yang aku rendam lama dalam kubangan kenangan.
Jika kau mau tidur. Â Selimuti tubuhmu dengan doa-doa penghibur sesal. Â Kau akan terlelap. Â Dalam damai yang dihembuskan purnama yang lewat. Â Biarkan cahayanya menjatuhi dengkurmu melalui atap.
Jakarta, 30 Mei 2018