Seperti daun-daun yang seolah berubah warnanya selepas hujan yang turun dengan lebat. Awalnya kusam lalu sehabis hujan warnanya menjadi semakin hijau dan segar. Mungkinkah itu sebentuk bahasa berisi pesan rindu pohon-pohon kepada hujan?
Ada angin dingin berhembus melalui celah jendela ke dalam kamarku. Apakah sepi terlalu kuat hingga menembus masuk ke dalam hati yang sedang merindu lalu menggodanya untuk berimajinasi? Atau rindu yang kehabisan akal mencari jalan menuju cinta.
Sebenarnya aku ingin menanam mawar di rembulan agar aromanya dengan mudah bertebaran dan merasuki semua hati yang sedang dirundung sepi untuk mengabarkan bahwa rindu yang mereka tanam sudah siap untuk segera dipanen.
Atau mungkinkah rindu itu kadang seperti batuk. Setiap deheman mengandung harapan bahwa ada sesuatu yang terselesaikan dan bisa dibuang, namun ketika dilakukan malah mengundang sesuatu yang tak diharapkan justru datang lebih hebat dan cepat.
Bisa jadi rindu adalah syair-syair indah yang patah terbentur dinding jarak yang memisahkan lalu kembali menggerogoti hatiku. Jika demikian, tidak mengherankan aku menulis semua kalimat-kalimat ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI