Mohon tunggu...
Muhammad Hamzah
Muhammad Hamzah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengajar

Kajian IHSAAN | Madrasah Al-Imtiyaaz | Makassar English Plus (MEP) | Al-Markaz for Khudi Enlightening Studies (MAKES) | Pesantren Modern IMMIM | Aktivasi IKHLAS | Pelatihan Shalat | Kota Makassar, Sulawesi Selatan |

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Karena Sekolah Kita (Seharusnya) Bukan (Seperti) Pabrik

13 Juli 2012   03:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:00 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Karena Sekolah Kita (Seharusnya) Bukan (Seperti) Pabrik

Pabrik menghasilkan produk yang 'seragam'. Seragam bentuk fisik dan komponen atau kandungannya.

Di sisi lain, kita semua tahu bahwa manusia itu individu yang unik. Unik artinya tak sama, lain, beda.

Lantas kenapa manusia yang unik ini dimasukkan ke tempat yang proses dan output atau luarannya didisain atau dikehendaki 'seragam/sama'? Mengapa hal yang tak masuk akal ini diterima dan dipraktekkan  justru oleh orang orang yang menyebutkan dirinya sebagai orang berakal, cerdik pandai?

Aneh.

Lantas seperti apa sekolah yang bukan laksana pabrik itu?

Mulai yang sederhana dulu ya...

Pakaian seragam boleh dikenakan namun tak wajib. Siswa boleh membawa benda (mati) kesayangan (mis., boneka, bola) ke dalam kelas.

Letak dan susunan meja kursi di dalam kelas tidak monoton, selalu bisa digeser dan diganti letaknya setiap saat. Siswa tak akan bosan.

Kelas tidak hanya di dalam ruang (indoor) namun juga di luar ruang (outdoor). Laboratorium juga tidak hanya di dalam gedung tapi juga (yang idealtuh)di alam terbuka.

Belajar itu tidak berarti duduk manis di atas kursi tapi bisa bebas duduk di atas lantai atau berkeliling di dalam kelas dengan riang gembira mengekspresikan diri dengan kreatif  namun tetapsopan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun