Mohon tunggu...
Kelompok 8
Kelompok 8 Mohon Tunggu... Administrasi - mahasiswa

Mampu bekerjasama dalam tim

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bersama Penggiat UMKM Herbal, Kelompok 8 KKN-T FIA UB Gelar Pelatihan Pembuatan Minyak Angin dan Manisan Jahe di Desa Gading

23 Juli 2022   08:13 Diperbarui: 23 Juli 2022   08:49 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keterangan Foto: Dokumentasi pembuatan Minyak Angin dan Manisan Jahe di (13/07) di Posyandu Mawar 5, Gading Selatan, Kecamatan Bululawang


Mungkin tidak banyak yang menyangka, aktivitas berjualan produk minuman dan makanan herbal dapat menjadi opsi meraih pendapatan yang cukup menjanjikan. Pada 11 Juli 2022 lalu, Kelompok 8 KKN-T FIA UB berkesempatan menemui salah satu penggiat UMKM makanan dan minuman herbal yang cukup mashur di Kecamatan Bululawang. Masluchah atau kerap dipanggil Masuha, namanya. Saat pertama kali memasuki rumahnya, kami langsung diperlihatkan beberapa produk minuman herbal yang tertata rapi di atas meja. Ia kemudian mengenalkan satu per satu dari produknya tersebut bahkan mengizinkan kami untuk mencicipinya.

Berawal dari menitipkan produknya ke warung-warung setempat, Brand ALFANIA milik Masuha ini telah sukses merambah ke berbagai daerah di Indonesia. Sebelum pandemi, Ia telah berhasil meraup omzet hingga Rp. 15.000.000/ bulan.

15 Tahun Berproduksi

Perjalanannya menggeluti bisnis herbal selama hampir 15 tahun menjadi bukti kecintaannya terhadap tanaman Toga. Diawali pada 2006, Masuha merintis produk pertamanya, yakni serbuk minuman jahe instan di Desa Gading, kecamatan Bululawang, Malang. Adapun label nama yang disematkan pada dagangannya "ALFANIA"  yang tak lain merupakan gabungan dari nama depan ketiga anaknya. Kepada kami, Ia menceritakan masa-masa awalnya merintis usahanya selama hampir 15 tahun berproduksi.

" Disebabkan keterbatasan ekonomi terkhusus saat itu anak-anak saya masih kecil, jadi saya berinisiatif untuk mencari pendapatan sendiri. Dengan modal tekad yang kuat, semua proses pembuatan minuman herbal ini saya kerjakan sendiri". ungkapnya.

Lebih lanjut, Ia menjelaskan kendala awalnya dalam mempromosikan dagangannya kepada masyarakat luas. " Lima tahun awal, banyak penjual yang tidak percaya terhadap produk saya. Jadi, saya harus berkeliling ke pasar hingga acara-acara warga seperti acara pengajian atau ibu-ibu PKK untuk promosi. Saya juga kerap menitipkan dagangan saya kepada mereka. Semua itu demi membangun kepercayaan orang-orang dari mulut ke mulut terhadap produk ini" tuturnya.

Tak berhenti sampai di situ, Ibu dari tiga anak ini terus mengikuti perkembangan pasar sehingga produknya menjadi lebih bervariasi. Kini, Ia telah berhasil menciptakan lebih dari 20 jenis produk makanan dan minuman herbal berbahan dasar tanaman Toga. Dalam pemasarannya, Ia juga tidak lagi menggunakan sistem titip, melainkan sistem pre-order melalui platform whatssap. Tak hanya itu, Ia juga mengaku telah memiliki puluhan reseller dari berbagai daerah. " Dalam sehari, saya memproduksi sekitar 5-10 kg dengan macam-macam yang berbeda setiap harinya. Pangsa pasar saya sudah mencapai ke luar pulau jawa, yakni Sumatera bahkan pernah ke Arab Saudi". ujarnya.

Bertahan di Tengah Pandemi

Tidak sedikit para penggiat UMKM mengalami keuntungan yang fluktuatif bahkan mungkin merugi drastis ketika pandemi. Begitu pula dengan Masuha. Ia mengaku mendapat cobaan yang cukup besar. Ia mengalami penurunan produksi dan kerugian yang cukup drastis dengan penurunan omzet dari Rp. 15.000.000/bulan menjadi Rp.3.000.000/bulan saja. Bahkan, Ia sempat menghentikan produksinya sementara waktu dan baru beroperasi kembali pada Juni 2021. " Semenjak pandemi, produksinya melonjak turun. Karena itu, saya tidak bersemangat lagi meneruskan usaha ini. Namun, tiba-tiba ada orang lanjut usia yang butuh uang dan meminta kerja kepada saya. Akhirnya, InshaAllah, saya mulai lagi produksinya dari titik terendah itu " ungkapnya.

Kendati demikian, Ia tetap gigih meneruskan usahanya hingga hari ini. Kesemuanya itu lantaran tingginya dukungan dari berbagai pihak, khususnya keluarganya.

Memberikan Pelatihan Secara Gratis Bersama Kelompok 8 KKN-T FIA UB

      

Di sela-sela kegiatan yang menyita waktu, Masuha tetap menyempatkan diri untuk memberikan pelatihan secara sukarela. Bahkan, Ia mengaku kerap mengajari warga sekitar dalam memanfaatkan tanaman toga dikediamannya. Baginya, ini adalah salah satu upaya untuk meneruskan ilmu dan keterampilannya agar berguna bagi masyarakat. "Saya senang sekali jika diundang sebagai narasumber dalam berbagai pelatihan ke desa-desa. Bahkan, saya juga sering mengajari dan membagikan resep saya kepada siapapun yang membutuhkan. Kesemuanya itu agar masyarakat semakin mencintai tanaman Toga dan dapat mengelolanya dengan benar " ujarnya.

 Keinginannya untuk meneruskan ilmu dan keterampilannya ini tak luput dari tantangan, seperti adanya kompetisi bisnis serupa. Namun, Ibu dari tiga anak ini mengaku tidak takut tersaingi oleh pihak manapun. "Saya senang sekali apabila banyak warga yang ikut pelatihan. Artinya, ilmu saya semakin bermanfaat. Terkait urusan rezeki, saya percaya sudah ada yang mengaturnya". ujarnya.

Adapun pada 13 Juli 2022 lalu, Kelompok 8 KKN-T FIA UB bersama masyarakat gading selatan berkesempatan mendapatkan ilmu yang dimiliki Masuha mengenai olahan herbal dari bisnis yang ditekuninya. Masuha dan Kelompok 8 KKN-T FIA UB berhasil menyelenggarakan pelatihan pembuatan minyak angin dan manisan jahe kepada masyarakat setempat. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada 14.00-17.00 WIB yang dihadiri 15 peserta. Adapun pelaksanaannya bertempat di Posyandu Mawar 5, Gading Selatan, Kecamatan Bululawang.

Pelatihan ini dibuka dengan kata sambutan oleh M.Azmil selaku Koordinator Desa dan Masuha selaku pemateri. Setelahnya, Masuha pun menyampaikan tata cara kerja serta manfaat yang didapatkan dari pengolahan minyak gosok dan manisan jahe.

Selama kegiatan pelatihan ini berlangsung, antusiasme peserta pelatihan begitu baik. Mereka begitu serius menyimak penjelasan Masuha dari awal hingga akhir. Tak hanya itu, mereka juga aktif mengambil perannya maisng-masing seperti membantu mencampurkan bahan-bahan, mengaduk hingga mengemas hasil olahannya. Mereka mengaku mudah memahami pelatihannya disebabkan penyampaian materi langsung dilanjutkan dengan praktek.

Masuha serta Mahasiswa KKN-T berharap adanya pelatihan ini dapat semakin memotivasi masyarakat Gading untuk mengolah tanaman toga menjadi produk yang memiliki nilai jual. Lebih jauh, masyarakat gading diharapkan dapat memulai usahanya sendiri demi peningkatan perekonomian di Desa Gading.

      

Penulis : Nadya Rajagukguk

Editor : Anggita Sasmita Fernanda

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun