Di Jakarta, massa menjebol gerbang DPR RI, membakar kendaraan di depan Mako Brimob Kwitang. Â
Di Makassar, Gedung DPRD dibakar. Wali Kota Munafri Arifuddin dievakuasi dengan sepeda motor. Â
Di Medan, mahasiswa dan pengemudi ojol bentrok dengan aparat di depan DPRD Sumut.
Di Surakarta, demonstran menduduki alun-alun dan membentangkan kain putih bertuliskan "Negara Gagal Lindungi Rakyat".
Di balik wajah negara yang menjanjikan perlindungan, tersembunyi statistik yang tak bisa lagi disembunyikan. Sepanjang tahun 2025, Indonesia mencatat lebih dari seribu kasus kekerasan aparat terhadap warga sipil.Â
Tapi angka itu bukan sekadar bilangan, ia adalah tubuh-tubuh yang dipukul, suara-suara yang dibungkam, dan harapan-harapan yang dilindas.
"Kami tidak lagi tahu siapa yang melindungi kami. Ketika seragam menjadi ancaman, ke mana lagi rakyat harus berlindung?" Â
-Testimoni anonim dari korban aksi di Medan
"Dia cuma lewat, antar makanan. Bukan demonstran. Tapi dilindas begitu saja." Â
-Hafidz, rekan ojol
Tuntutan Mahasiswa: Dari UI ke Seluruh Nusantara
Di tengah kobaran api dan suara sirene, suara mahasiswa menggema dari kampus ke jalanan. Lima tuntutan utama mereka: