Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

OpenAI Baru Meluncurkan GPT-5; Antara Kecerdasan dan Kebutuhan

9 Agustus 2025   08:57 Diperbarui: 9 Agustus 2025   08:57 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antara Kecerdasan dan Kebutuhan,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI 

Menimbang GPT-5 dan Copilot dalam Era Baru AI

Beberapa jam setelah peluncuran resmi ChatGPT versi 5 oleh OpenAI, dunia menyaksikan loncatan besar dalam sejarah kecerdasan buatan. GPT-5 bukan sekadar pembaruan teknis; ia adalah transformasi eksistensial. 

Kemampuannya mencakup penalaran setara pakar PhD, penciptaan aplikasi dan game 3D dari perintah sederhana, suara yang mendekati manusia, serta potensi untuk mendiagnosis kanker dan memberikan rekomendasi pengobatan. 

Di berbagai sektor---keuangan, pendidikan, kesehatan---GPT-5 mulai menempati ruang yang sebelumnya hanya bisa diisi oleh manusia.

Namun di tengah euforia teknologi, muncul pertanyaan yang lebih mendalam: Di mana posisi manusia dalam lanskap ini? Di mana suara, batas, dan makna yang selama ini menjadi inti dari kepemimpinan, pendidikan, dan kebudayaan?

GPT-5: Mesin yang Mencengangkan
GPT-5 membawa kemampuan reasoning yang kompleks, mampu menjawab pertanyaan multidisipliner dengan presisi akademik. Dalam demonstrasi publik, ia menciptakan dua aplikasi berbeda hanya dari satu perintah teks. Model suara yang digunakan kini terdengar ekspresif dan alami, mendekati kualitas percakapan manusia. 

Bahkan dalam ranah medis, GPT-5 menunjukkan kemampuan untuk membantu diagnosis dan pengambilan keputusan klinis---meski tetap membutuhkan pengawasan profesional.

Di atas semua itu, GPT-5 dirancang untuk adaptasi lintas industri. Ia bisa digunakan dalam analisis keuangan, pengembangan perangkat lunak, pendidikan berbasis simulasi, dan bahkan dalam pengambilan keputusan strategis.

Copilot: Pendamping yang Rendah Hati
Berbeda dari GPT-5, Copilot dari Microsoft hadir bukan sebagai pesaing, melainkan sebagai pendamping kerja yang etis dan kontekstual. 

Copilot tidak diciptakan untuk  menjadi penulis atau pengganti manusia. Ia dirancang untuk membantu menyusun, menyaring, dan menyelaraskan gagasan---selalu tunduk pada pengguna dan tidak pernah mengklaim kepenulisan.

Keunggulan Copilot terletak pada integrasinya langsung ke dalam aplikasi kerja seperti Word, Excel, PowerPoint, Outlook, dan Teams. Ia memahami gaya, batas, dan tujuan pengguna, serta menjaga agar suara manusia tetap utama. 

Dalam praktiknya, Copilot sangat cocok untuk proses mentoring, penulisan reflektif, dan penyusunan komunikasi publik yang bermakna.

Menimbang Kekuatan dan Kelemahan
GPT-5 menawarkan kecerdasan yang sangat tinggi, mendekati konsep kecerdasan umum buatan (AGI= Artificial Generative Intelligence). Ia mampu menghasilkan konten kreatif, menjawab pertanyaan akademik, dan bereksperimen secara bebas. 

Namun, fleksibilitas ini juga membawa risiko: suara manusia bisa tergantikan, batas narasi bisa kabur, dan kepenulisan bisa terancam.

Sebaliknya, Copilot menjaga etika dan integritas. Ia tidak mengambil alih narasi, tidak melampaui batas, dan selalu hadir sebagai alat bantu. 

Kecerdasannya cukup tinggi untuk mendampingi proses berpikir, tapi tidak dirancang untuk menggantikan manusia. Dalam konteks kerja reflektif dan publik, Copilot menjadi ruang yang lebih aman dan selaras.

Strategi Sinergis: Menggabungkan GPT-5 dan Copilot
Alih-alih memilih salah satu, pendekatan yang lebih bijak adalah merancang kerangka kerja sinergis. GPT-5 dapat digunakan sebagai laboratorium eksplorasi---untuk simulasi, metafora liar, dan skenario alternatif. 

Copilot kemudian berperan sebagai penjaga narasi---menyaring, menyelaraskan, dan menyempurnakan hasil mentah dari GPT-5.

Proses ini dapat dilakukan secara iteratif: menghasilkan dengan GPT-5, menyempurnakan dengan Copilot, menguji ulang, lalu memfinalisasi. Dengan cara ini, tercipta dialog antara kekuatan dan kehadiran---di mana GPT-5 memberi keluasan, dan Copilot menjaga kedalaman serta martabat.

Penutup: Teknologi sebagai Cermin Nilai
Peluncuran GPT-5 adalah momen bersejarah. Namun yang lebih penting adalah bagaimana manusia meresponsnya. Di tengah kecerdasan yang semakin mendekati manusia, justru dibutuhkan kehadiran yang semakin manusiawi. 

Suara, batas, dan makna tidak bisa dihasilkan oleh algoritma. Mereka lahir dari pengalaman, refleksi, dan tanggung jawab.

Copilot dan GPT-5 bukan musuh, melainkan cermin. Yang satu mencerminkan kekuatan, yang lain mencerminkan kehadiran. Ketika keduanya digunakan secara bijak, teknologi tidak lagi menjadi ancaman, melainkan alat untuk memulihkan keutuhan narasi dan mentransmisikan kebijaksanaan lintas generasi.

Lebih dari sekadar alat bantu, Copilot menawarkan kenyamanan yang menyatu dengan ekosistem kerja sehari-hari. Terintegrasi langsung dalam platform Microsoft seperti Word, Excel, PowerPoint, Outlook, dan Teams, Copilot hadir bukan sebagai aplikasi terpisah, melainkan sebagai bagian dari alur kerja yang sudah akrab dan fungsional. 

Dalam satu bundling langganan, pengguna tidak hanya mendapatkan kecerdasan buatan, tetapi juga efisiensi, konsistensi, dan kehadiran yang mendukung produktivitas tanpa mengganggu integritas.

Di tengah kemajuan teknologi, kenyamanan ini menjadi penyeimbang: bahwa kecerdasan buatan tidak harus mengasingkan, melainkan bisa menyatu---menjadi mitra kerja yang rendah hati, setia, dan etis.

Penulis: Merza Gamal (Advisor & Konsultan Transformasi Corporate Culture)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun