Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Cerita di Balik Saham Unilever yang Tertekan, Tapi Masih Menarik Investor Kakap Memborong

17 April 2025   15:01 Diperbarui: 17 April 2025   20:13 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI 

Ketiga, bagi investor jangka panjang, UNVR tetaplah saham defensif---dengan risiko lebih rendah dalam menghadapi gejolak ekonomi. Apalagi jika konsumsi domestik mulai menggeliat pasca tahun politik dan pemulihan ekonomi, bisa jadi UNVR akan ikut naik kelas lagi.

Tapi Kenapa Nilainya Masih Rendah?

Jawabannya adalah kinerja yang belum meyakinkan pasar. Laba turun, penjualan turun, dan efisiensi belum sepenuhnya terasa. Margin kotor perusahaan juga tergerus, dari sebelumnya di atas 50% kini berada di kisaran 48,4%. 

Di sisi lain, investor makin selektif. Mereka tidak hanya melihat nama besar, tapi juga angka yang berbicara.

Selain itu, persaingan di industri FMCG makin sengit. Produk lokal dan merek baru banyak bermunculan dengan harga lebih kompetitif dan strategi digital yang agresif. Konsumen juga semakin kritis dan berpindah merek dengan cepat.

Apa Peluangnya?

Jika Unilever berhasil mengatur ulang strategi pemasaran, melakukan efisiensi operasional, dan berinovasi dalam lini produknya---pemulihan bisa lebih cepat dari yang dibayangkan. 

Investor besar sudah mencium potensi ini. Mereka tahu bahwa saat mayoritas menjual karena panik, saat itulah smart money bekerja: membeli saat murah, menunggu saat pasar sadar kembali.

Penutup: Belajar dari Cerita UNVR

Cerita tentang saham UNVR adalah cermin dari pasar yang dinamis. Ia mengajarkan kita bahwa investasi bukan hanya soal ikut arus, tapi juga soal membaca arah. Saat sebagian menjual karena takut, sebagian lain membeli karena yakin.

Bagi investor ritel, ini bisa menjadi pelajaran: jangan hanya menilai dari permukaan. Kenali fundamentalnya, pahami sentimennya, dan pelajari arah kebijakan perusahaan. Karena kadang, di balik saham yang sedang sepi pembeli, tersembunyi peluang yang sedang disiapkan oleh para pemain besar.

Jadi, apakah Anda akan ikut menjual atau justru mulai mencicil membeli? 

Pasar tak pernah berhenti, pilihan ada di tangan Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun