Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Human Capital dan Struktur Kinerja dalam Menggerakkan Corporate Culture

10 Juni 2022   09:14 Diperbarui: 10 Juni 2022   09:19 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Human Capital dan Struktur Kinerja dalam Menggerakkan Corporate Culture (Photo by Merza Gamal)

Namun seringkali terjadi, manajer dibiarkan memegang kendali ketika perekrutan yang buruk dilakukan. Hal itu akan menjadi penyebab sulitnya untuk mengatur rektutan yang buruk agar sukses, apabila bakat alami mereka tidak sesuai dengan kebutuhan pekerjaan yang ada. Sebaliknya, adalah mungkin untuk membuat semua insan sukses dengan melihat bagaimana perekrutan terjadi. Hal tersebut berarti cara terstruktur untuk merekrut dan melacak kinerja insan perusahaan harus dilakukan. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menggunakan penilaian yang divalidasi untuk perekrutan organisasi utama.

Ketika eksekutif perusahaan melakukan manajemen kinerja dengan benar, maka akan menjadi motivator yang kuat bagi semua insan. Namun, ketika manajemen kinerja meleset, maka bukannya akan merayakan hasil (performance) yang sukses, tetapi semua orang kehilangan kepercayaan.

Kehilangan kepercayaan adalah masalah yang paling rentan. Ketika C-level kepemimpinan mengatakan bahwa kepercayaan adalah sebuah nilai (value), tetapi manajemen mikro mengatakan sebaliknya, maka akan menyebabkan ketidaksejajaran yang pada akhirnya membuang-buang waktu dan energi semua orang.

Untuk itu, para eksekutif perusahaan perlu membangun hubungan, daripada sekedar membeli aplikasi sistem penilaian kinerja yang berfungsi hanya sebagai pelacak penekanan tombol, daripada menilai hasil kinerja.

Dapat dimengerti bahwa para pemimpin prihatin dengan kinerja, tetapi ada cara yang lebih baik daripada hanya melihat apa yang dilakukan insan perusahaan dan terus-menerus memeriksanya. Jika manajer telah membangun hubungan dengan para insan yang ada dalam tim mereka, check-in dapat diposisikan bukan sebagai interogasi atau pengawasan, tetapi sebagai sesi pelatihan, di mana harapan yang jelas didirikan dan insan perusahaan memiliki kesempatan untuk berbagi kemajuan dan tantangan mereka. Manajer kemudian dapat menawarkan umpan balik dan secara aktif melatih setiap orang tentang kinerja mereka.

Para eksekutif perusahaan yang meluangkan waktu untuk merawat dan memupuk budaya mereka dengan bertindak berdasarkan penggerak nyata bagaikan menabur benih yang akan menghasilkan manfaat yang sangat besar, terutama ketika gangguan (disruption) digunakan sebagai bahan bakar untuk mendorong masa depan yang paling cerah.


Dengan demikian sebagaimana disampaikan oleh Kotter (2012), budaya perusahaan berpotensi meningkatkan kinerja perusahaan, kepuasan kerja insan perushaan dan kepastian tentang penyelesaian masalah. Karena, budaya perusahaan dan kinerja sangat jelas berhubungan satu sama lain (Kopelman, Brief, & Guzzo, 1990).

Sumber bacaan:

Kumpulan Materi Workshop Transformasi Budaya Perusahaan di berbagai Korporasi oleh Merza Gamal.

 

MERZA GAMAL 

  • Pengkaji Sosial Ekonomi Islami
  • Author of Change Management & Cultural Transformation
  • Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun