Mohon tunggu...
Merie Barus
Merie Barus Mohon Tunggu... Mengajar

Dosen Bahasa Indonesia yang juga aktif mengajar di sekolah swasta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jika Hang Tuah Punya Foto Profil: Mengenalkan Hikayat di Era Digital

15 September 2025   08:00 Diperbarui: 13 September 2025   19:35 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di era digital saat ini, pertanyaan ini sering muncul di benak saya saat akan mengajar sastra lama "Untuk apa lagi siswa mempelajari teks hikayat jika seluruh ringkasan ceritanya bisa mereka temukan dalam hitungan detik?"

Tugas meringkas alur cerita terasa usang, dan meminta mereka menghafal nama tokoh terasa seperti pekerjaan yang sia-sia. Tantangan terbesar kita bukanlah membuat siswa tahu isi hikayat, tetapi membuat mereka peduli. Bagaimana cara menciptakan koneksi emosional antara seorang remaja yang hidupnya dikelilingi tren TikTok dengan seorang pahlawan dari naskah kuno

Jawabannya ternyata bukan dengan memaksa mereka memahami dunia hikayat, melainkan dengan mengundang hikayat masuk ke dunia mereka. Artikel ini akan berbagi sebuah metode yang saya sebut kampanye #JikaAkuTokohHikayat, sebuah cara untuk mengubah tugas sastra yang kaku menjadi sebuah tren media sosial yang seru di lingkungan kelas.

Dari Meringkas Cerita ke Memahami Jiwa

Langkah pertama adalah mengakui bahwa metode lama tidak lagi cukup. Informasi tentang alur cerita sudah menjadi komoditas murah berkat internet. Nilai yang tak ternilai dari hikayat justru terletak pada unsur ekstrinsik dan pesan moralnya: tentang keberanian, kesetiaan, kelicikan, penyesalan, dan kebijaksanaan.

Untuk menggali "jiwa" dari hikayat inilah, kita perlu pendekatan baru. Bukan lagi "apa yang terjadi pada tokoh?", melainkan "mengapa tokoh itu penting bagimu?".

Mekanisme

Kampanye ini pada dasarnya adalah sebuah proyek kreatif berbasis media sosial yang menantang siswa untuk menjadi "brand ambassador" atau "influencer" bagi karakter hikayat pilihan mereka. Berikut langkah-langkah praktisnya:

Langkah 1: Pilih Karakter Idola

Tugas pertama siswa adalah membaca atau mencari tahu tentang beberapa hikayat, lalu memilih satu karakter yang paling mereka kagumi, paling membuat mereka kesal, atau yang nilainya paling "kena" dengan diri mereka.

Namun, seringkali siswa bertanya, "Pilih siapa, Bu/Pak? Saya hanya tahu Hang Tuah." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun