Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Generasi Milenial dan Z di Era Digital Antara Kemudahan dan Tantangan

11 Maret 2025   05:34 Diperbarui: 11 Maret 2025   17:06 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.alomedika.com/cme/kontroversi-pengaruh-media-sosial-pada-kesehatan-mental-remaja

Antara Kemudahan dan Tantangan

Di era digital seperti sekarang, ponsel pintar telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan generasi muda. Teknologi ini membawa banyak kemudahan, mulai dari akses informasi yang cepat, komunikasi tanpa batas, hingga hiburan yang tak terhingga.

Namun, di balik semua manfaat tersebut, muncul fenomena yang mengkhawatirkan: generasi muda yang semakin terlihat malas, kurang pengetahuan, dan terisolasi dari lingkungan sosialnya karena terlalu asyik dengan ponsel.

Fenomena ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, baik dari sisi psikologis, sosial, pendidikan, maupun budaya.

Sudut Pandang Psikologis: Kecanduan dan Dampaknya pada Mental

Dari sudut pandang psikologis, kecanduan ponsel dan media sosial dapat memengaruhi kesehatan mental generasi muda. Ponsel dirancang untuk memberikan stimulasi terus-menerus melalui notifikasi, likes, dan komentar, yang memicu pelepasan dopamin, hormon yang memberikan rasa senang.

Akibatnya, banyak anak muda yang merasa sulit untuk melepaskan diri dari ponsel mereka. Mereka terus-menerus memeriksa media sosial, bahkan ketika seharusnya fokus pada kegiatan lain seperti belajar atau berinteraksi dengan orang di sekitarnya.

Kecanduan ini dapat menyebabkan penurunan konsentrasi, kecemasan, dan bahkan depresi. Banyak anak muda yang merasa tertekan ketika tidak mendapatkan respons yang diharapkan di media sosial, seperti jumlah likes atau komentar yang sedikit.

Hal ini dapat memengaruhi harga diri mereka dan membuat mereka semakin terisolasi dari dunia nyata. Selain itu, kebiasaan multitasking yang sering dilakukan saat menggunakan ponsel, seperti sambil belajar atau bekerja, atau bahkan sambil makan, justru mengurangi efektivitas dan kualitas hasil yang dicapai.

Sudut Pandang Pendidikan: Penurunan Minat Belajar

Dari sudut pandang pendidikan, ketergantungan pada ponsel dan media sosial telah menyebabkan penurunan minat belajar di kalangan generasi muda.

Banyak siswa yang lebih memilih menghabiskan waktu bermain game atau scrolling media sosial daripada membaca buku atau mengerjakan tugas sekolah. Akibatnya, prestasi akademik mereka menurun, dan pemahaman mereka terhadap materi pelajaran menjadi dangkal.

Selain itu, ponsel juga menjadi sumber distraksi yang besar. Saat belajar, notifikasi dari media sosial atau pesan singkat seringkali mengalihkan perhatian mereka.

Hal ini membuat proses belajar menjadi tidak efektif dan membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugas. Padahal, pendidikan adalah fondasi penting untuk masa depan generasi muda. Jika fondasi ini lemah, maka masa depan mereka pun menjadi tidak pasti.

Sudut Pandang Sosial: Menurunnya Interaksi dan Kemampuan Bersosialisasi

Dari sudut pandang sosial, ketergantungan pada ponsel telah mengurangi interaksi langsung antar-individu. Banyak anak muda yang lebih nyaman berkomunikasi melalui pesan teks atau media sosial daripada bertatap muka secara langsung.

Hal ini menyebabkan menurunnya kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi secara verbal. Mereka menjadi kurang terampil dalam membaca ekspresi wajah, intonasi suara, dan bahasa tubuh, yang merupakan elemen penting dalam komunikasi efektif.

Selain itu, kebiasaan menghabiskan waktu dengan ponsel juga membuat generasi muda kurang terlibat dalam kegiatan sosial di lingkungan sekitar. Mereka cenderung lebih memilih untuk tetap di rumah dan bermain ponsel daripada ikut dalam kegiatan komunitas atau membantu tetangga.

Akibatnya, rasa kebersamaan dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar semakin menipis. Padahal, interaksi sosial yang sehat sangat penting untuk membangun karakter dan kepribadian yang kuat.

Sudut Pandang Budaya: Pergeseran Nilai dan Identitas

Dari sudut pandang budaya, ketergantungan pada ponsel dan media sosial telah menyebabkan pergeseran nilai di kalangan generasi muda.

Budaya konsumerisme dan hedonisme semakin menguat, di mana anak muda lebih tertarik pada gaya hidup yang dipamerkan di media sosial daripada nilai-nilai luhur seperti kerja keras, disiplin, dan gotong royong.

Mereka cenderung mengukur kebahagiaan dan kesuksesan berdasarkan jumlah followers, likes, atau penampilan fisik yang sempurna.

Selain itu, media sosial juga seringkali menjadi tempat penyebaran budaya asing yang tidak selalu sesuai dengan nilai-nilai lokal.

Generasi muda mudah terpengaruh oleh tren global, yang kadang-kadang bertentangan dengan norma dan adat istiadat setempat. Hal ini dapat mengikis identitas budaya mereka dan membuat mereka kehilangan jati diri.

Solusi dan Harapan ke Depan

Meskipun fenomena ini mengkhawatirkan, bukan berarti tidak ada solusi. Orang tua, pendidik, dan masyarakat memiliki peran penting dalam membimbing generasi muda agar dapat menggunakan ponsel dan media sosial secara bijak.

Pertama, perlu adanya edukasi tentang dampak negatif penggunaan ponsel yang berlebihan. Anak muda harus menyadari bahwa ponsel adalah alat, bukan tujuan hidup.

Kedua, perlu diciptakan lingkungan yang mendukung kegiatan positif, seperti olahraga, seni, atau kegiatan sosial. Dengan begitu, generasi muda memiliki alternatif kegiatan yang lebih bermanfaat daripada sekadar bermain ponsel.

Sekolah dan komunitas juga dapat mengadakan program-program yang mendorong interaksi langsung dan kolaborasi antarindividu.

Ketiga, orang tua perlu memberikan contoh yang baik dalam penggunaan teknologi. Jika orang tua juga terlihat kecanduan ponsel, maka anak-anak akan mengikuti kebiasaan tersebut.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk membatasi penggunaan ponsel dan lebih banyak menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga.

Siapa yang Bertanggung Jawab?

Generasi muda adalah masa depan bangsa. Namun, jika mereka terlalu asyik dengan ponsel dan media sosial, maka masa depan tersebut menjadi suram. Ketergantungan pada ponsel tidak hanya membuat mereka malas dan kurang pengetahuan, tetapi juga mengikis kemampuan bersosialisasi dan nilai-nilai budaya.

Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama dari semua pihak untuk membimbing generasi muda agar dapat menggunakan teknologi secara bijak dan seimbang. Dengan begitu, mereka dapat tumbuh menjadi individu yang cerdas, peduli, dan bertanggung jawab, siap menghadapi tantangan di era digital ini.

Khususnya pihak-pihak yang mempunyai kewenangan, agar generasi muda kita bisa cerdas seperti Jepang, Korsel, Taiwan, Singapura dan China. Di negara-negara tersebut, bahkan ada pembatasan pemakaian pionsel yang di dukung secara aturan atau undang-undang.

Padahal negara-negara itu rata-rata tidak religius, massa kan negara kita yang sangat religius bisa kalah? Jadi apa kelebihan kita dari negara yang tidak religius bahkan seperti China kebanyakan masyarakatnya Ateis atau tidak percaya akan adanya Tuhan?

Maaf, hasil penelitian internasional, menempatkan masyarakat kita sebagai terbodoh, termalas, dan tubuhnya terpendek di dunia. Apakah kita hanya bisa menerima semua ini atau cuma bisa melawannya dengan umpatan kemarahan tanpa ada usaha untuk memperbaikinya?

Karena jika anak muda kita dibiarkan asyik bermain dengan ponselnya saja, tanpa bekerja dan belajar, maka masa depan kita pasti akan suram. Tidak ada pengetahuan, kurangnya wawasan, tidak ada rasa bersaing dan memikirkan kemajuan, hanya menjadi tempat penampungan sampah teknologi negara lain saja.

Karena kebanyakan hanya mampu membeli saja, maaf, itupun terkadang uangnya hasil korupsi orang tuanya, tanpa usaha keras, sehingga tidak mampu membuat ponsel dan teknologi lainnya secara sendiri atau mandiri di dalam negeri.

***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun