Hal sebagai bentuk penebusan dosa dan solidaritas dengan penderitaan Kristus. Namun, pantang juga bisa dilakukan dalam bentuk lain, seperti mengurangi penggunaan gadget, menghindari media sosial, atau meninggalkan kebiasaan yang membuat seseorang lalai dalam tanggung jawabnya.
Pantang mengajarkan umat Katolik untuk mengendalikan keinginan duniawi dan fokus pada hal-hal yang lebih penting, seperti doa, relasi dengan Tuhan, dan pelayanan kepada sesama. Dengan menahan diri dari hal-hal yang biasa dinikmati, umat Katolik belajar untuk lebih bersyukur dan menghargai berkat yang telah diterima.
Puasa: Menyederhanakan Hidup untuk Mendekatkan Diri pada Tuhan
Puasa adalah praktik lain yang dilakukan selama Masa Prapaskah. Umat Katolik diajak untuk makan kenyang hanya sekali sehari, sementara dua waktu makan lainnya dikurangi porsinya atau setengahnya saja.
Pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung, umat Katolik yang berusia 18-60 tahun diwajibkan untuk berpuasa. Puasa bukan sekadar menahan lapar, tetapi juga mengosongkan diri dari keinginan duniawi untuk memberi ruang bagi Tuhan dalam hati.
Umurnya dibatasi, karena pada umur 18-60 tahun tubuh manusia dianggap paling sehat. Sehingga mampu untuk berpuasa. Juga tidak diwajibkan tidak makan sama sekali, karena manusia tidak tidak produktif, padahal kita harus bekerja keras.
Dalam tradisi Katolik, puasa tidak mengenal istilah "batal" atau "membayar." Puasa adalah persembahan hati kepada Tuhan, dan hanya Dia yang berhak menilai niat dan ketulusan seseorang.
Umat Katolik diajak untuk berpuasa dengan rendah hati, tanpa sengaja pamer atau mencari pujian. Seperti yang diajarkan Yesus dalam Matius 6:16-18Â lebih dua ribu tahun lalu, "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik.
Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa... Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi."
Doa dan Kasih: Inti dari Masa Prapaskah
Selain tobat, pantang, dan puasa, doa adalah pilar penting dalam Masa Prapaskah. Doa menjadi sarana untuk memperdalam hubungan dengan Tuhan, memohon kekuatan untuk menjalani masa pertobatan, dan meminta pengampunan atas dosa-dosa yang telah dilakukan.