"Buat apa kamu mau menonton itu, Bil?" tanya ibu Abil dengan nada tinggi.
"Abil hanya penasaran, Bu. Ada yang bilang filmnya sadis ya, Bu?" tanya Abil kembali.
"Bukan hanya sadis, Bil, tapi juga sudah seperti binatang!" ucap ibu Abil dengan geligi yang terdengar gemelutuk. Tangannya terkepal. PKI memang kejam!
"Sudahlah, Nak! Kamu boleh saja penasaran dan itu baik. Kamu pun harus tahu sejarah dan Ibu tidak menyalahkan keinginanmu itu. Hanya saja ...," ucapan ibu Abil menggantung dan membuat Abil bertambah penasaran.
Abil sedikit kecewa dengan ucapan ibunya, lalu pergi meninggalkan ibunya sendiri di sana. Ruang tamu menjadi senyap kembali. Di ruang tamu, masih terlihat ibu Abil yang masih tertunduk, matanya menyiratkan kesedihan menatap pintu kamar Abil. Di balik pintu kamar itu ada Abil yang menutup kepalanya dengan bantal dia tidak ingin mengingat ucapan ibunya tadi.
"Aku harus menonton film itu!" tekad Abil kuat.
"Bagaimana pun caranya, aku harus menonton. Biar aku enggak penasaran lagi!" ucapnya kembali.
***
"Eh, Bil, hari ini kita akan nonton bareng loh di aula," ujar Rendra kepada Abil. Wajahnya terlihat murung. Rendra yakin kalau teman sebangkunya itu sedang sedih.
"Nonton apa? Aku sedang enggak tertarik!" jawab Abil ketus.
"Yah, kata bu Maya sih nonton film G 30 S PKI," ucap Rendra.
Sontak saja Abil langsung mendonggakkan dagunya.