Mohon tunggu...
Meilia kumalasari
Meilia kumalasari Mohon Tunggu... Lainnya - Pendidikan

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Zuhud Hasan al-Bashri

24 Oktober 2020   23:47 Diperbarui: 28 Mei 2021   14:24 2640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zuhud Hasan al-Bashri. | pexels

Menurut Abu na'im al-asfahani, Hasan al-Bashri adalah sosok yang selalu takut dan berduka di setiap harinya, hidup beliau zuhud dan wara', beliau tidak pernah tidur dalam keadaan senang karena senantiasa mengingat Allah, beliau adalah orang yang menolak dunia dan tidak pernah meminta-minta. 

Menurut Hasan al-Bashri patutlah kita untuk takut karena seluruh kehidupan yangdijalani akan dipertanggung jawabkan sedngkan kehidupan itu sendiri amatlah pendek dan dibatasi oleh maut. Bagi orang yang beriman, kehidupan di dunia adalah untuk persiapan dan peningkatan amal saleh dalam diri yang selalu takut (khauf) tapi selalu berharap (Raja') atas ampunan dan rahmat Allah, jadi dunia ini bukanlah tempat untuk bersenang-senang. 

Banyak duka dan prihatin selama di dunia akan memperteguh dan menambah semangat berbuat amal saleh memperkuat zuhud dan wara' dan tentunya menjauhkan diri dari murka Allah. Tapi semua itu akan benar-benar tertanam pada jiwa manusia yang memiliki iman dan ilmu, dimana keduanya merupakan suatu kemestian sebagai dasar bagi orang yang mendekatkan diri pada Allah, sebagaimana yang tercantum dalam Q.S Al-Mujadalah ayat 58. 

Ibadah yang senantiasa didasarkan kepada iman dan ilmu selau membawa orang pada rasa takut dan prihatin sebagaimana yang telah dicantumkan dalam Q.S Al-Fathir ayat 28 dan Q.S Al-Hujurat ayat 13. Beliau menghadapi dunia ini dengan prihatin dan waspad, zuhud dan penuh kesucian, menajamkan hati dengan takut pada Allah setiap waktu.

Kezuhud an beliau juga terlihat dalam suatu peristiwa saat beliau berkunjung ke bizantium dan mengunjungi perdana mentri bizantium. Disana beliau diajak ke suatu tempat oleh perdana mentri, sesampainya di tempat tujuan Hasan al-Bashri melihat sebuah tenda yang yang terbuat dari brokat bizantium dan diikat dengan tali sutra dengan hiasan tiang emas di atas tanah. 

Beberapa saat kemudian muncullh pasukan tentara perkasa dengan perlengkapan perang yang sempurna yang mengelilingi tenda itu seraya berkata "wahai putra mahkota, seandainya mala petaka yang menimpa engkau ini terjadi di medan perang pastilah kami akan mengorbankan jiwa dan raga kami untuk menyelamatkanmu, tapi mala petaka ini datangnya dari-NYA yang tidak akan sanggup kami perangi", setelah mengatakan itu pasukan tentara pun pergi meninggalkan tenda. 

Setelah itu muncul lagi para pemikir yang cerdik dan pandai berjumlah kurang lebih empat ratus orang mengelilingi tenda itu seraya berkata "Malapetaka yang menimpamu ini datangnya dari Allah yang tidak dapat dilawan walaupun dengan ilmu pengetahuan, filsafat maupun tipu muslihat. 

Karena semua pemikiran yang ada di atas bumi tidak akan mampu menghadapiNYA, dan semua orang yang cerdik hanyalah orang yang dugu di hadapannya. Jika tidak demikian halnya, kami telah berusaha dengan mengajukan dalil yang tidak bisa dibantah oleh siapapun", dan setelah itu mereka pergi meninggalkan tenda. 

Selanjutnya datang lagi rombongan orang tua arif nan bijaksana yang berjanggut putih, mereka berjumlah tiga ratus orang, semuanya mengelilingi tenda seraya berkata "Wahai putra mahkota, seandainya malapetaka yang menimpamu ini dapat dicegah dengan campur tangan orang tua, niscaya kami akan mencegahnya dengan doa kami yang rendah hati ini dan tentunya kami tidak akan meninggalkan mu seorang diri" setelah itu mereka pergi meninggalkan tenda. 

Setelah itu datanglah sekitar gadis cantik yang masing-masing dari mereka membawa nampan berisikan emas perak dan batu permata, mereka mengelilingi tenda lalu berkata "Wahai putra kaisar, seandainya malapetaka yang menimpamu ini bisa ditembus dengan kecantikan dan kekayaan, maka kami akan merelakan diri kami dan seluruh harta kami untuk menembusmu dan tidak akan kami tinggalkan engkau di tempat ini. 

Tapi malapetaka itu tidak dapat dipengaruhi oleh harta maupun kecantikan", setelah itu mereka pun pergi meninggalkan tenda. Dan yang terakhir kaisar bersama perdana mentri masuk ke dalam tenda lalu berkata "Wahai anakku, apa yang dapat aku lakukan ? aku telah mendatangkan pasukan tentara, ilmuwan, pawang dan penasehat dan juga para gadis cantik, harta benda dan semua yang dapat aku lakukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun