Mohon tunggu...
Meilia kumalasari
Meilia kumalasari Mohon Tunggu... Lainnya - Pendidikan

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Zuhud Hasan al-Bashri

24 Oktober 2020   23:47 Diperbarui: 28 Mei 2021   14:24 2640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zuhud Hasan al-Bashri. | pexels

Bahkan hasan al-bashri juga telah mendirikan majlis dzikir di bashrah yang dipenuhi dengan murid dan para pengikut beliau. Beberapa murid beliau seperti 'amr ibn 'ubaid dan washil ibn atha dimana keduanya merupakan tokoh kalam di aliran mu'tazilah. 

Awal muncunya nama mu'tazilah berasal dari peristiwa yang terjadi pada Amr ibn Ubayd, Washil ibn Atha dan al-Hasan al-Bashri, saat majlis pengajian Hasan al-Bashri muncul pertanyaan yaitu tentang orang yang berdosa besar bukanlah mukmin tapi juga bukan kafir, melainkan berada diantara kedua posisi tersebut yang dikenal dengan istilah al-Manzillah bayn al-Manzilatayn.

Zuhud menurut al-Hasan al-Bashri

Beliau hidup pada masa pemerintahan bani umayyah yaitu muawiyah, seperti yang kita ketahui bahwa corak kehidupan pemimpin masa itu sangat lah mewah dan glamor, putra sekaligus pewaris muawiyyah yaitu Yazid yang memiliki kebiasaan buruk sebagai seorang pemabuk berat. 

Situasi inilah yang menjadi dorongan keras zuhud Hasan al-bashri, beliau melakukan gaya hidup murni etis, pendalaman kehidupan spiritual dengan motivasi dan etika. Zuhud menurut beliau adalah "Menganggap dunia hanya sebagai jembatan yang dilalui dan tidak membangun apa-apa di atasnya". 

Inti dari konsep zuhud beliau adalah zuhud kepada dunia, menolak segala kemegahan dunia, dan satu-satu nya tujuan hanyalah kepada Allah, tawakkal, khauf dan raja', semua itu tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Janganlah hanya takut kepada Allah, tapi sertailah ketakutanmu kepada Allah dengan pengharapan, takutlah kepada murka Allah tapi tetap berharaplah akan karunia Allah. 

Karena itulah Hasan al-Bashri selalu sedih dan takut jika beliau tidak melaksanakan perintah Allah dengan sepenuhnya dan juga menjauhi laranganNYA, sangking takutnya beliau menganggap seakan-akan negara dibuat untuknya. Bahkan Hasan al-Bashri membagi zuhud pada dua tingkatan yaitu zuhud pada barang haram dan zuhud pada barang halal. 

Untuk zuhud pada barang haram adalah tingkat zuhud yang elementer, sedangkan zuhud yang lebih tinggi adalah zuhud pada barang halal dan Hasan al-Bashri telah mencapai pada zuhud ini, beliau melakukannya dalam bentuk sedikit makan, tidak ketergantungan atau terikat pada makanan dan minuman, bahkan beliau sampai mengatakan "jika ada alat yang digunakan untuk mencegah aku makan, maka aku akan menggunakannya" beliau juga pernah mengatakan "aku senang makan hanya sekali namun dapat kenyang selamanya, sebagaimana semen yang tahan air selamanya". 

Menurut beliau perasaan takut sehingga bertemu hati yang tentram lebih baik dari perasaan tentram yang kemudian menimbulkan ketakutan. Dunia adalah tempat beramal, sehingga barangsiapa yang di dunia dalam keadaan rasa benci dan zuhud kepadanya maka ia akan berbahagia dan beroleh faedah atas persahabatan itu. 

Sebaliknya, barangsiapa yang tinggal di dunia dalam keadaan hatinya rindu dan persahabatannya tersangkut kepadanya, maka dia akan berakhir sengsara, dia akan terbawa pada suatu masa yang tidak dapat tertahankan deritanya.

Tafakur akan membawa kita pada kebaikan dan berusaha berbuat kebaikan, menyesali perbuatan jahat akan membawa kita pada meninggalkan perbuatan jahat tersebut. Sebanyak apapun barang yang fana tidak akan dapat menyamai suatu barang yang kekal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun