Mohon tunggu...
Meautia Rani
Meautia Rani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aksi Penolakan Jenazah Covid-19 Bertentangan dengan Pancasila?

19 Oktober 2021   18:20 Diperbarui: 19 Oktober 2021   18:43 1104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Abriawan Abhe

Pada saat akan dikebumikan terdapat penolakan jenazah karna beliau terpapar Covid-19 sehingga masyarakat sekitar tidak menerima datangnya jenazah tersebut ke wilayah desanya. 

Mereka khawatir jika jenazah NK tersebut masuk ke wilayah mereka bisa mengakibatkan tertularnya virus covid-19 secara tiba-tiba kepada masyarakat setempat. Pihak dari keluarga NK bahkan sampai memohon kepada warga agar mengizinkan jenazah NK dikebumikan disana. 

Namun tak ada respon baik dari masyarakat disana. Akhirnya NK dikebumikan di TPU Semarang yang berbeda. " Kita berharap bahwa kejadian ini adalah yang pertama dan terakhir, disini juga saya sampaikan bahwa secepatnya akan kita siapkan pemakaman umum yang isinya tidak hanya korban covid-19 saja," ujar Wakil Bupati Semarang.

Seharusnya kita tahu bahwa jika perawat merupakan garda terdepan dalam penanganan virus covid 19 ini. Banyak sudah pengorbanan seorang perawat atau ahli medis untuk menyembuhkan orang-orang yang terpapar Covid-19. Mereka rela mengorbankan seluruh jiwa raga bahkan nyawa yang ditaruhkan, mereka rela demi kesembuhan Ibu Pertiwi. 

Ada rasa khawatir yang tenaga medis lakukan yaitu mereka harus siap jika sewaktu-waktu tugas, mereka terpapar Covid-19 dan harus gugur pada saat itu juga. Yang mereka pikirkan adalah keluarganya yang selalu menunggunya di rumah pulang dengan selamat. 

Namun banyak dari masyarakat yang tidak menyadari akan hal tersebut, mereka hanya mengesampingkan sudut pandang mereka sendiri tanpa tahu bagaimana pengorbanan dari garda terdepan kita. Satu persatu dari mereka gugur dalam Medan perang, ya ini bisa disebut Medan perang melawan Wabah Covid-19 yang belum juga usai. 

Masyarakat yang menyikapi hal tersebut tidak dibenarkan oleh Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, Bambang Kusriyanto meminta agar semua pihak tidak melakukan aksi penolakan  tersebut untuk pemakaman jenazah covid-19. 

Karna beliau menilai bahwa aksi tersebut bertentangan dengan Pancasila yaitu tidak berperikemanusiaan. Apalagi yang mereka tolak adalah jenazah seorang perawat yang berjuang demi kesembuhan Indonesia.  

Ganjar Pranowo mengaku mendapatkan pengakuan dari RT setempat yang sudah menolak datangnya jenazah NK. Hal itu terjadi karena kabar sebelumnya NK meninggal disebabkan sakit  paru-paru dan bukan terpapar Covid-19. "Sebenarnya konteksnya yang dibutuhkan adalah  sebuah informasi terbuka, maka dari rumah sakit, masyarakat dan dari keluarga korban  khususnya untuk Covid-19 tolong kiranya harus transparan betul," kata Ganjar Pranowo.  

"Saya turut berduka atas meninggalnya beliau. Almarhumah merupakan perawat yang berjuang di garda terdepan penanganan Covid-19. Tindakan tersebut jauh dari Azas Pancasila yaitu tidak  berperikemanusiaan", ungkapnya dalam Pantauan Penanganan Covid-19 di Dinas Pendidikan,  Pemuda dan Olahraga Kabupaten Semarang, Senin (13/4/2020)  

Menurut Bambang Kribo, sapaan akrabnya, kejadian penolakan yang sampai viral di Media Sosial membuat dirinya malu. Sebagai Warga Semarang, dia berpikir bahwa itu adalah suatu  prestasi bisa mencurahkan sebuah moment langka untuk kemajuan wilayahnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun