Mohon tunggu...
WAHYU AW
WAHYU AW Mohon Tunggu... Sales - KARYAWAN SWASTA

TRAVELING DAN MENULIS

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

T.T.K (Edisi: Dalam Perjalanan)

12 Juni 2023   18:00 Diperbarui: 12 Juni 2023   18:05 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat sayapmu hadir bersamaku, terbang bersamamu, berhembuslah angin mengitari bumi hingga terjauh. Kan kubawa serta lagu bersama berpetuangan tanpa lelah. Seandainya aku ini sebuah biola, tentu kau dawai yang melengkapinya. Kita mainkan di taman bunga yang kita semai diantara bunga-bunga beraneka merindu sekuntum melati putih suci seorang, tentu  agar langit mendengar seruan kita sehingga hujan lebih sering turun membasahi.

Selamat malam menjelang tidurmu, terima kasih telah menjadi pengajar air mata di langit (hujan). Terima kasih telah mewangi sepanjang harimu tanpa peduli hanya memberi, tak peduli untuk maknai hadirmu.  Hadirmu menyapa dunia kan terselip melati putih dikala kau buka mata. Bersemilah sepanjang hari agar kau terus mewarnai hidupku, agar dapat kusadari artimu bagiku...melati pujaan hati.

 Ikuti saja, biarkan sayapku memelukmu. Tersenyumlah dan katakan "hai" selalu untuk selamanya.

T.T.K (Jogjakarta-Angin Tak Pernah Berhenti Bergerak)

"Aku tahu sesungguhnya bilamana doaku dijawab, yaitu bilamana aku telah menerima segala ketetapanNya (Allah) dengan Ridho"

"Katakanlah, apapun yang menjadikanmu tergetar, itulah bisa jadi yang terbaik". Terlalu banyak benih kutabur di jalanan, musnah terbang. Sebelumnya di tikungan jalanan, mataku terbentang dalam setiap balik jeruji. Keberanianku tersikut dalam tiap nyanyian rimbun daun. Sekali waktu (itu) dulu melihat jendela dari balik cermin. Merobek jantung sangat dalam. Kota ini membawaku harus pulang, seperti halnya angin meniup bersiul tajam.

"Bila tak kunyatakan dalam kehendak kata, maka akan kusimpan selamanya dalam doa di  dada".

Teringat aku pancaran mata bening cemerlang. Deras mengalir tanpa terbendung, mengalir sampai ujung jemari membawa aku terbang. Mengejar impian senyap di telan impian rimba maya. sementara aku rebah, terlalu kecil mengejar kesempurnaan. Dalam bayang-bayang terwujud impian dikala menjaring mentari terbangun, semburat tergambar jam pasir hilang disapu ombak pasang letih terpacu....ooohhh bunga cinta.

Aku ada bersamamu, selamat malam isi bumi. Aku tahu engkau mencium melati yang aku hembuskan, walau kau tak membalasnya tadi malam. kata hati jujur berkata.

Dan kini, izinkan aku bercerita perjalananku tadi malam. aku pejamkan mataku, samar mendengar suaramu. Semua langkah yang aku buat meninggalkan jejak di bumi, maka dari itu aku tidak perlu risau bila hari ini nanti seandainya engkau belum menjawab. Artinya masih tersimpan di surga, menunggu aku sendiri siap menerimanya karena saat ini aku dinilai oleh semesta belum siap menerimanya.

Nafas yang aku hembuskan meninggalkan kristal-kristas berserakan di kertas putih. Suara angin, dekatkan wajahmu di bawah sinar lampu tak perlu katakan rindu lewat nyayian karena dia sendiri telah bergerak tanpa harus terlihat mata dukaku. Hening menembus waktu, sukmaku melambung berharap gelora nyanyianku sendiri yang aku dengar dan itulah aku yang selalu berharap keceriannya. Berharap menunggu yang mungkin hanya bisa dengan rerumputan bergoyang dalam lemah langkah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun