Di mana salahnya komentar netizen?
Ya salahnya karena kita sebagai manusia tidak pernah ada yang tau cerita penuh yang mewakili seluruh persepektif serta kejadian dari berita yang kita komentari.Â
Lah yang terlibat dalam kejadian saja punya perspektif yang berbeda-beda. Belum lagi nanti ada pengacara yang membela dengan versi yang ajaib lagi.
Nah, kita-kita netizen yang cuma berperan sebagai penonton, pengamat kok lebih sotoy, sok tau, kadang melebihi malaikat yang mencatat pahala dan dosa manusia.
Menurut saya, analisis yang berbeda-beda dari netizen penulis kolom komentar tidak masalah. Itu menunjukkan kecerdasan, kekritisan daya pikir, dan kebebasan bersuara.Â
Yang jadi masalah adalah ketika sesama komentator ini jadi saling menghujat satu sama lain, menyumpah, masuk ke sisi pribadi dan lama-lama merambah ke arah SARA. Membaca komentar jadi tidak sejuk.Â
Sejujurnya ya mungkin dosa juga kalau sampai mengeluarkan sumpah serapah yang bahkan menjurus ke doa tidak baik untuk orang lain. Amit-amit jabang bayi, bukankah katanya apa yang kita doakan akan kembali ke diri kita sendiri?
Manfaatkan kolom komentar ya untuk komentar, silakan berbeda pendapat, itu suatu hal yang pasti. Tidak ada yang pernah bilang kita harus satu suara.
Namanya juga demokrasi. Lah wong sama ibu kita yang melahirkan kita saja, kita bisa berbeda pendapat. Sama bapak atau kakak adik kita yang kenal sejak lahir juga bisa ribut, apalagi sama orang lain yang kenal juga tidak.Â
Namun ketika berbeda pendapat, dewasalah. Tidak perlu lah diperpanjang, bawa perasaan, jadi drama ekstension dari berita yang dibaca. Lalu berkata-kata kasar, sumpah serapah sampai bawa-bawa kepercayaan agama, nanti kalau mati bagaimana, dll. Dibawa santai saja, bro.
Sambil menulis ini, terngiang salah satu lagu favorit saya dari beberapa dekade lalu, Both Sides of the Story dari penyanyi lawas kesayangan, Phil Collins.