Mohon tunggu...
maulana syafiq arkan
maulana syafiq arkan Mohon Tunggu... Universitas Negeri Jakarta

Aan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Menembus Hiruk Pikuk Langit Jakarta Dengan Sehelai Hijab

29 April 2025   20:10 Diperbarui: 29 April 2025   20:13 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penjualan Hijab di Instagram @zakicollectionn (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Tak semua perjuangan bisnis dimulai dari kantor megah atau tanda tangan di atas berlembar-lembar dokumen hukum. Zaki Collection memulai dengan apa yang mereka punya keberanian dan niat baik. Dari lapak yang sah di jantung Pasar Tanah Abang, usaha ini berdiri di atas landasan kepercayaan antara pedagang dan pelanggan. Izin berdagang telah dikantongi, dan sejauh ini, tak ada satu pun persoalan hukum yang mengganggu jalannya roda usaha.

Namun zaman terus bergerak, dan dunia usaha tak lagi cukup hanya berdiri di atas niat. Di era di mana legalitas bisa menentukan hidup-matinya akses terhadap bantuan usaha, Zaki Collection masih memiliki pekerjaan rumah. Dokumen formal seperti Nomor Induk Berusaha (NIB) dan izin skala nasional masih belum sepenuhnya dimiliki. Bagi sebagian pelaku usaha, ini tampak sepele. Tapi realitanya, tak sedikit UMKM yang tersandung  bukan karena usahanya tak laku, tapi karena administasinya tak lengkap.

Legalitas bukan sekadar lembaran kertas. Ia adalah pintu untuk membuka peluang yang lebih besar, akses terhadap modal usaha berbunga ringan, kemitraan resmi dengan brand besar, hingga kemungkinan ekspor ke pasar luar negeri. Di balik dokumen yang tampaknya kaku itu, tersembunyi kemungkinan-kemungkinan yang bisa mengubah nasib usaha kecil menjadi besar.

Zaki Collection telah melangkah di jalur yang benar. Kini tinggal satu hal menyempurnakan langkah itu, agar tak hanya berjalan aman hari ini, tapi juga siap berlari jauh ke masa depan.

Pasar Hijab Luas dan Tak Pernah Sepi dari Pertarungan

Di Indonesia, hijab bukan sekadar penutup kepala. Ia telah menjelma menjadi bagian dari identitas, ekspresi diri, dan pernyataan gaya perempuan Muslim modern. Ia hadir dalam rapat penting, dalam kelas kuliah, dalam pesta pernikahan, bahkan dalam tayangan selebgram yang membanjiri linimasa. Zaki Collection memahami itu memahami bahwa hijab hari ini harus anggun, nyaman, dan tetap ramah di kantong.

Dengan harga mulai dari Rp15.000 hingga Rp25.000, produk mereka laris di pasar. Perempuan usia 18 hingga 60 tahun menjadi pelanggan setia, karena mereka tahu, Zaki Collection menawarkan lebih dari sekadar kain ia menawarkan representasi sederhana dari keindahan yang terjangkau.

Tapi di balik ramainya transaksi, ada medan yang tak pernah sepi dari tantangan. Pasar hijab adalah ladang emas yang penuh ranjau. Di Tanah Abang, setiap lorong adalah kompetisi, setiap kios adalah rival. Produk impor murah merangsek masuk dengan harga yang sulit disaingi. Trend berubah dengan cepat, dan konsumen makin pintar memilih tak hanya melihat harga, tapi juga model, bahan, hingga branding.

Penjualan Hijab di Instagram @zakicollectionn (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Penjualan Hijab di Instagram @zakicollectionn (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Di tengah tekanan ini, Zaki Collection masih bertahan dengan senjata yang mereka punya,.loyalitas pelanggan, harga bersahabat, dan promosi via Instagram serta WhatsApp. Namun di era di mana algoritma bisa menentukan rezeki dan konten menjadi mata uang baru, kehadiran digital tidak lagi cukup tetapi ia harus ditingkatkan.

Marketplace seperti Shopee, TikTok Shop, atau Tokopedia bukan lagi sekadar pelengkap, mereka adalah panggung utama. Sayangnya, Zaki Collection belum sepenuhnya menari di panggung itu. Penjualan online sudah dimulai, tapi belum maksimal. Padahal, di dunia digital, satu unggahan bisa menjangkau ribuan mata, dan satu klik bisa menjadi awal dari lonjakan omzet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun