Mohon tunggu...
Ahmad Indra
Ahmad Indra Mohon Tunggu... Swasta

Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini ingin itu banyak sekali

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tepis Anggapan Kritis karena Tak Dapat Kursi, Ini Deretan Kritik SAS ke Rejim Jokowi Jilid I

8 Januari 2020   18:24 Diperbarui: 9 Januari 2020   01:56 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk mengingatkannya, mari kita buka jejak digital di media daring yang mencatat berbagai hal yang pernah dikritisi oleh NU. Kita fokuskan saja pada masa ke-2 Kiai Said menjabat hingga sebelum matangnya struktur pemerintahan Jokowi - Ma'ruf Amin, sekedar untuk menjawab suara sumbang bahwa NU heboh karena tak diberi jabatan.

1. Konsesi Lahan 

"Ada orang, konglomerat, yang menguasai tanah sampai 5,5 juta hektar," ujar Kiai Said saat acara Musyawarah Nasional VI Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Grand Ballroom Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan (20/7/2018).

"Tapi yang namanya Solikhin, Djumadi, satu jengkal lahan saja enggak punya,"tukasnya mengacu pada nasib beberapa warga yang berada di lingkungan tempat tinggal kiai Said di Cirebon.

Namun pernyataan Kiai Said tersebut langsung dikoreksi oleh Presiden Joko Widodo yang mendapatkan kesempatan berpidato setelahnya. 

Jokowi menegaskan bahwa kebijakan itu bukanlah berasal dari pemerintahannya. Justru sebaliknya, yang dilakukan adalah menghentikan pemberian konsesi kepada pengusaha dan mengalihkannya kepada rakyat yang membutuhkan melalui program redistribusi lahan. (sumber)

2. Penolakan terhadap Sekolah 5 Hari 

Wacana sekolah 5 hari yang digulirkan pemerintah sontak mendapatkan perlawanan dari NU. Hal itu didasarkan pada kemungkinan bahwa sekolah 5 harivakan mematikan madrasah diniyah atau pesantren yang selama ini menjadi basis dalam melestarikan Islam yang tawasuth (moderat).

"Kami PBNU menolak keras, tidak ada kompromi, tidak ada dialog. Yang penting pemerintah mencabut permen sekolah lima hari," ujar Kiai Said di Kantor PBNU, Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (10/8/2017).

Penolakan itu sama sekali tak bersifat politis apalagi semata-mata ingin membenturkan diri dengan Muhammadiyah karena Mendikbud Muhadjir Effendi berasal dari unsur ormas tersebut. (sumber)

3. Empat Belas Kebijakan Ekonomi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun