Mohon tunggu...
Marzuki Umar
Marzuki Umar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe

Penulis adalah Dosen STIKes Muhamadiyah Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ratapan Pemulung

28 Desember 2023   20:27 Diperbarui: 28 Desember 2023   21:34 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh : Marzuki Umar

Langkah demi langkah kau ukir 

Pada panasnya aspal dan kerikil tajam

Tatapan matamu membidik parit kusam

Tumpukan sampah jadi santapan

Sinar mentari energi kehidupan

Baca juga: Petuah Mimpi


Harapan kau topang pada langit

Awan putih kau jadikan payung berjalan

Kucuran keringat andalan penyejuk jiwa

Baca juga: Pasrah

Bau menyengat kian tak terasa

Gigitan semut herbal bernyawa

Hujan gerimis tak kan jadi rintangan

Panas terik semboyan kemenangan

Jumlah limbah renungan kebahagiaan

Harga plastik patokan pendidikan

Penampung limbah kian jadi sasaran

Semilir angin mengunggah rasa

Penatnya pikiran kau anggap pelanggan

Hangatnya badan kau semat pada

 pakaian lusuh

Parang tumpul kau gelar teman setia

Tegur sapa membuatmu lapang dada

Hingar bingar suara menjadikanmu 

riang gembira

Ragamu berpeluh tak kan jadi kendala

Jari-jemarimu mengekang panorama

Semburan debu itu sudah hal biasa

Semak belukar jadi pelangi bola mata

Sarang jangkrik perlahan kau buka

Besi karatan modal berniaga

Sobekan kardus bagaikan tempat bermanja

Tali plastik hiasan pengukuh tata cara

Karung goni adakala tak penuhi syarat

Garda sampah diangkut petugas kota 

Rona pemulung berubah dalam sekejap

Harapan rezki ditempel pada tembok pilu

Uluran tangan dinanti pada pemilik harta

Mentari menua beda warna

Harapan keluarga kian pecah

Wajah pemulung dalam bayangan

Bila di masjid menoleh ketentraman

Bila nyasar tak adakah petunjuk jalan? 

Bireuen, 28 December 2023

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun