Mohon tunggu...
Siti Marwanah
Siti Marwanah Mohon Tunggu... Guru - "Abadikan hidup melalui untaian kata dalam goresan pena"

"Tulislah apa yang anda kerjakan dan kerjakan apa yang tertulis"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rasa (Part 6)

20 Oktober 2020   13:32 Diperbarui: 20 Oktober 2020   13:37 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Sinar matahari sudah mulai redup. Mobil jazz silver terparkir di ujung gang yang menuju rumah Aisyah. Seorang lelaki menggunakan kemeja biru motif kotak-kotak melekat di badannya, dipadukan dengan celana hitam membuatnya tampak berwibawa keluar dari mobil. Dia menyusuri jalan kecil berukuran sekitar dua meter dan panjang kurang lebih 300 meter.

Tepat di depan rumah setengah permanen di dia berhenti sembari memperhatikan sekeliling yang tampak lengang dan sepi.
"Assalamualikum," ucapnya
"Waalaikumsalam," jawab seorang laki-laki paruh baya sembari membuka pintu.
Matanya menatap heran, keningnya berkerut,  melihat seorang lelaki tampan berdiri di depan pintu.
"Cari siapa nak?" tanya pak Sukri.
"Maaf pak, Aisyahnya ada? Jawab Umam menghilangkan raut keheranan diwajah lelaki di depannya.

Belum sempat lelaki berbadan kurus itu menjawab. Gadis dengan stelan kulot merah marun dan atasan warna merah muda dengan jilbab motif bunga keluar dari rumah.
"Sudah lama mas?" Tanya Aisyah sambil memperkenalkan Umam kepada sang bapak.
"Baru saja," jawab pria berwajah Arab sembari mencium tangan pak Sukri.
"Pak saya mau minta izin ke panti asuhan diantar mas Umam." Ucap Aisyah. Yang dibalas anggukan oleh bapaknya.

Mobil Jazz melaju di jalanan yang ramai dipenuhi oleh orang yang baru pulang kantor, dan berhenti persis di depan rumah Parhan.
Sepasang remaja itu pun berjalan menuju pintu gerbang dan Aisyah langsung memencet bel. Sesaat kemudian gerbang pun terbuka dan mempersilahkan mereka masuk.

Nampak di teras sudah menunggu Parhan yang ditemani oleh sang ibu. Walau pun kekakuan masih terlihat pada remaja belasan tahun itu, namun Bu Nely berusaha mengajaknya berbicara dengan menanyakan kegiatan selama beberapa hari ini. Parhan hanya menjawab seadanya saja pertanyaan dari wanita paruh baya itu.

Bu Nely langsung berdiri, saat melihat Aisyah datang ditemani oleh seorang laki-laki. Sambil mempersilahkan tamunya duduk, namun gadis bermata sipit itu langsung menimpali.
"Terima kasih banyak, Bu. Tapi biar tidak terlalu sore kami langsung berangkat saja. Rencananya hari ini mau mengajak Parhan ke Panti Asuhan Kasih Ibu."

Wanita paruh baya itu hanya mengangguk sambil menatap ketiganya berlalu meninggalkan rumah mewah yang terlihat sepi penghuni.

***

Bangunan permanen dengan model kuno berdiri kokoh di pinggir jalan dikelilingi oleh pagar besi setinggi satu meter lebih. Hamparan rumput hijau tertata rapi dihalaman yang banyak ditumbuhi pohon buah-buahan membuat bangunan tampak rimbun. Papan nama Panti Asuhan Kasih Ibu terpasang di pinggir pagar dan terbaca jelas bagi orang yang lalu lalang.  

Umam memarkir mobilnya di bawah pohon Mangga yang rindang. Beberapa anak-anak muncul dari balik pintu begitu mengetahui ada tamu yang datang. Seorang anak perempuan yang paling besar langsung mendekat dan bertanya begitu melihat Aisyah turun dari mobil.
"Mencari siapa kak? Tanyanya dengan sopan
"Boleh bertemu dengan Umi pengasuh Panti Asuhan ini? Ucap Aisyah.
"Kakak tunggu sebentar, biar saya panggilkan Umi dulu." Sahutnya sambil langsung berlalu.

Umam yang berdiri agak jauh langsung mendekati Aisyah sambil membisikkan sesuatu.
"Kebetulan aku membawa beberapa jenis camilan dan makanan ringan untuk anak-anak yang ada di sini. Nanti saat pengasuhnya datang kamu langsung serahkan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun