Mohon tunggu...
martin Loi
martin Loi Mohon Tunggu... Literasi

Menulis artikel ilmiah,opini dan puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merdeka yang tidak memerdekakan

13 Agustus 2025   07:45 Diperbarui: 13 Agustus 2025   08:06 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Segerombol kompi dengan ksatria  

Berdiri tegap berdalih ayomi kami

Biasa bertugas suka memberantas

 Segala bentuk kejahatan kala menimpa kami

Itulah tugasmu para yang mulia aparat  

Kini kalian datang bawakan laras panjang 

Dikira yang datang memburu dihutan adat ini

Tatkala tiba alat berat di kira menggali embun

Untuk memberikan nafas keberlanjutan hidup

Sungguh bagai mimpi sekejap nyatanya asa

Kala laras panjang itu mengarah pada kami 

Alat berat itu hancurkan rumah yang baru dibangun

Kami harus tergusur dari tanah warisan nenek moyang

Sungguh malang nasib kami bagai ombak dilautan

bagai di era kolonial yang penuh fasis

Perampasan hak secara paksa itulah kolonial

Mungkinkah kami masih hidup dalam bayang -bayang kolonial

Tapi tidak

dirgahayu republik ini telah 75 tahun merdeka

Sungguh kawanku kami di Besipae belum merdeka

Mungkinkah leluhur hutan ini akan bangkit rayakan

Kemerdekaan bersama kami kala disambut isak tangis

Ibu dan anak-anak di bawah pohon-pohon kabesak

Apa yang mereka makan dan dapat dari mana makanan itu diperoleh

Pendidikan mereka terhambat

Kesehatan fisik dan psikis terganggu

Oleh senjata laras panjang

Mari kita jadi pemburu kemanusian jangan jadi pemburu binatang

#Save Pubabu Besipae

@Dprd prov NTT

Kupang , 13 Agustus 2020

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun