Namun bagaimana caranya?
Apakah aku harus menjadi tuhan atas diriku?
Atau haruskah aku menghadap Dia dengan tanpa ada jarak?
Siapa yang mampu menjawab?
Siapa yang mempu memberikan ketenangan itu?
Tak dapat dimengerti namun harus tetap dijalani
Kebenaran yang acapkali berbeda dengan kenyataan hanya akan diindahkan lewat ancaman masa depan
Janji manis yang entah bagaimana besarnya dosa atas penghianatan
Sampai kapan semua ini akan berjalan sedemikian?
Tidakkah Tuhan Yang Maha segalanya bisa menghentikan semua drama ini?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!