Cinta-Mu tak pernah retak,
meski aku sering berpaling dan lalai.
Engkau tetap menunggu dalam sunyi,
tetap menuntun meski aku lupa diri.
Dari dosa yang menyesakkan dada,
Engkau tumbuhkan harapan yang lembut dan hangat.
Betapa jauhnya aku berjalan,
namun Engkau tak pernah meninggalkan.
Ketika lidahku kelu dalam doa,
Engkau pahami bahasa air mataku.
Ketika langkahku goyah,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!