Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hilangnya 2 Cinta: Kisah Perpisahan yang Menyayat Hati

17 Maret 2024   14:02 Diperbarui: 17 Maret 2024   14:07 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image Creator By: www. bing.com

Mbah.......

Fayyadh sayang Mbah!"Mbah Nafsiah akan selalu hidup dalam kenangan sebagai sosok yang penuh kasih sayang dan kebaikan"

Di sebuah desa kecil yang terhampar indah di antara perbukitan hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Fayyadh bersama neneknya yang penyayang, Mbah Nafsiah. Mereka tinggal dalam keadaan sederhana, tetapi penuh kebahagiaan. Fayyadh telah kehilangan kedua orang tuanya sejak kecil, namun Mbah Nafsiah selalu ada untuknya, memberikan kasih sayang dan dukungan penuh.

Pagi itu, setelah Fayyadh sarapan dan bersiap-siap untuk pergi ke kebun, Mbah Nafsiah memanggilnya dengan penuh kekhawatiran di wajahnya. Dia memberikan sebuah cincin emas kepadanya dengan nada serius. Fayyadh heran dan penasaran dengan pemberian itu, karena mereka tidak pernah memiliki barang berharga seperti itu sebelumnya.

"Mbah, apa ini?" tanya Fayyadh sambil memegang cincin tersebut.

Mbah Nafsiah menatapnya dengan penuh kepedulian, "Fayyadh, ini cincin emas dari Mbah, sudah bertahun-tahun Mbah simpan. Mbah ingin kamu menjualnya dan pergi ke kota untuk menemui ayahmu yang sebenarnya. Dia masih hidup, Ayahmu meninggalkanmu sebulan setelah Ibu melahirkamu dan Mbah ingin kamu bertemu dengan Ayahmu."

Kata-kata Mbah Nafsiah membuat Fayyadh terdiam. Selama ini, dia mengira neneknya adalah satu-satunya keluarganya. Tapi sekarang, ada sebuah rahasia besar yang terungkap. Air mata pun tak bisa lagi ditahan Fayyadh.

"Sudahlah, Mbah. Aku tidak butuh ayah. Aku sudah bahagia bersamamu," ucap Fayyadh dengan suara serak.

Mbah Nafsiah mencoba meyakinkannya, "Tapi, Fayyadh, kamu harus tahu. Kamu berhak tahu tentang asal usulmu. Mbah tidak akan tenang jika kau tidak menemui ayah.". Jika Fayyadh sayang Mbah, Mbah harap Fayyadh pergi menemui Ayah.

Meskipun terasa berat, Fayyadh mengikuti keinginan Mbah Nafsiah. Namun, sebelum berangkat, dia meminta izin untuk pergi ke ladang terlebih dahulu. Hatinya dipenuhi dengan kebimbangan dan rasa takut akan apa yang akan dia temui di kota nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun