Mohon tunggu...
Hak.Kita.Bersama
Hak.Kita.Bersama Mohon Tunggu... Lainnya - @hak.kita.bersama

Pengamat kehidupan yang menuangkan pemikiran melalui sudut pandang berbeda.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rasa

14 Desember 2023   13:39 Diperbarui: 14 Desember 2023   13:47 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Namanya juga perasaan, tiada yang tau kapan ia akan datang dan pergi.

Apa yang dirasa juga tiada yang tau, kecuali siempunya rasa.

Rasa-rasanya hati ini sudah cukup lelah menghadapi semua drama sepanjang hari.

Jikalau bisa ingin rasanya raga ini beristirahat sejenak, menjauh dari hiruk-pikuk jalanan ibu kota.

Menutup mata dan telinga dari kekerasan duniawi.

Mencari setitik ketenangan dari semua kekacauan dunia.

Kapan rasa cemas terus-menerus ini berubah menjadi damai.

Kapan hidup ini menemukan maknanya.

Kunanti dan kunanti, tapi tidak pernah terjadi.

Sampai kapan diri ini menunggu hingga hampa hilang berubah menjadi asa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun