Mohon tunggu...
Maradona Sihombing
Maradona Sihombing Mohon Tunggu... Guru - Penulis/Guru

Guru I Penulis I Pemuisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu Berat

29 Juli 2021   15:00 Diperbarui: 29 Juli 2021   15:01 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wahai Rasul, kutemukan engkau hidup dalam jiwaku

tiadamu tak pernah tiada

sebab kau selalu lekat dalam dada

aku memang bukan Umar, sang sahabat yang tak merela kepergianmu

tetapi, seakan aku bagai Umar, tak terima tiadamu

Tuhan, ampunkan aku 


bukan tak rida terhadap garis takdir-Mu

rindu ini terlalu berat pada kekasih-Mu yang selalu kurindu

biarkan rasa ini berkecamuk di hati, bukankah Kau rida pada kecintaan ini?

Ya Rasulullah ...

sorot matamu menerawang cinta

begitu indah kau hadiahkan cinta untuk umatmu

tiada cinta seindah cintamu, hingga saat kau harus pergi

kau masih mengingat umatmu, bahkan kau rela menanti di pintu surga Firdaus

Menyebut namamu, wahai Rasul, nikmat yang tiada tara 

aku menikmatinya, meresapi makna namamu nan agung

seberat inikah aku menanggung rindu padamu?

Tak mengapa, aku sangat menyukainya

merindumu teramat indah

Mengenang riwayatmu 

ada tetes air mata menganak sungai, merembes di pipi

bukan karena kisah hidupmu terlampau banyak rintangan 

namun, terlalu manis makna hidup kau ajarkan pada kami

Wahai kekasih Tuhan 

kau selalu ada bagiku

di mata, di telinga, di mulut, di tangan, di kaki, di kepala, di hatiku

kau senantiasa hadir di seluruhku

aku merindukanmu

rindu teramat berat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun