3. Meminjamkan uang kepada orang
Sebenarnya meminjamkan uang boleh saja. Apalagi jika orang tersebut benar-benar membutuhkan bantuan dan sangat mendesak.
Namun, jangan salah langkah dengan meminjamkan uang yang merupakan simpanan atau kebutuhan sehari-hari. Terlebih dalam jumlah besar dan peminjam tidak punya sumber pendapatan untuk melunasi.
Peminjam biasanya berjanji tepat waktu. Jika tepat janji, tak akan masalah. Tapi jika tak tepat waktu dan malah galak, wah alamat kita yang morat-marit.
Saya sendiri selalu terbuka dengan suami untuk hal yang demikian. Suami pun jika meminjamkan uang kepada orang akan mengatakan kepada saya.
Keterbukaan ini penting sebagai fungsi kontrol. Jangan sampai kita berbaik hati memberi pinjaman sana-sini, kemudian kita pusing karena uang tak jua kembali.
4. Tak punya asuransi kesehatan
Keuangan saya dulu morat-morit karena membayar tagihan rumah sakit. Ibu saya penderita diabetes melitus (DM) kronis.
Tiap kali opname dan operasi gangren lebih dari 10 juta waktu itu (sekarang lebih mungkin). Memang kami patungan. Tapi tetap saja kalau dalam setahun berkali-kali, keuangan terguncang juga.
Saya punya keluarga sendiri. Rasanya tak enak juga dengan suami. Karenanya begitu ada BPJS mandiri, kakak saya mendaftarkan untuk ibu (satu keluarga).
Dengan BPJS, saya lebih tenang. Tak perlu gengsi. Wong buktinya asuransi kesehatan yang terbaik dan mengcover banyak pengobatan untuk umum adalah BPJS.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!