Mohon tunggu...
Edmu YulfizarAbdan
Edmu YulfizarAbdan Mohon Tunggu... Guru - Guru Pemula

Penulis Buku Pengabdian Literasi Sang Guru (2023) | Menggapai Cahaya Ramadhan dengan Tadarus Pendidikan (2023) | Guru Pembelajaran Sepanjang hayat (2023) | Antologi 1001 Kisah Guru (2023) | Antologi Dibalik Ruang Kelas (2024) | Guru SMA |

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Simak! Guru Wajib Tahu Mengenai Hal Ini

5 Maret 2024   07:44 Diperbarui: 5 Maret 2024   07:50 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara mengenai pendidikan maka tidak ada kata bosan layaknya berpetualang menelusuri samudra yang luas. Kompleksitas permasalahan pun menjadi bumbu sedap dalam setiap perbincangan. Muara dari semua ini adalah mengenai nilai apa yang akan disajikan dalam pendidikan. Banyak guru mengeluh ketika sudah menyajikan berbagai metode pembelajaran tetapi tidak kunjung berhasil untuk membuat peserta didik tertarik. Padahal kita semua tahu apa yang dianggap berguna dan penting bagi peserta didik maka akan membuat mereka tertarik pada suatu hal tersebut. Apakah guru sudah membuat pembelajarannya berguna dan penting bagi peserta didik ? 

Penulis kemarin banyak berbincang dengan salah satu guru matematika mengenai kebiasaan peserta didik yang lebih memilih bermain game. Tentu kita tidak boleh menjudge bahwa guru tersebut salah atau tidak berhasil dalam mengelola kelas karena seperti yang disebutkan diawal bahwa dunia pendidikan memiliki kompleksitas. Bukankah dalam Islam menyuruh kita berusaha secara maksimal dan tentang urusan hasil serahkan lah kepada Allah. Jadi yang perlu menjadi titik fokus adalah apakah guru tersebut sudah berusaha maksimal memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta didik tersebut ? 

Tentunya dalam pembelajaran banyak sekali metode pembelajaran yang disajikan. Penulis pagi ini menonton channel youtube Alfian Bahri yang berjudul Cara Belajar Ideal, Relevan, dan Menyenangkan (Khas Abad 21).

Disana dijelaskan bahwa seorang guru setidaknya harus mempunyai prinsip-prinsip ini yang dibawa kedalam pembelajarannya yakni

1. Kontektualitas

Guru berusaha untuk mengintegrasikan pembelajarannya dengan hal yang kontekstualitas. Apa itu kontektualitas ? Sederhananya kontektualitas adalah guru menghadirkan permasalahan di ruang sosial peserta didik lalu dimasukkan ke dalam kelas, mencari linieritas dan hubungan keduanya dengan materi yang akan disajikan. Tujuannya adalah agar peserta didik paham fungsi dia belajar , fungsi materi yang dia dapat ,dan gunanya dikehidupan nyata sebagai apa. Jangan sampai peserta didik diposisikan seperti botol kosong yang terus diisi. 

Penulis dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ini mencoba dalam materi pernikahan mencari prinsip kontektualitas. Diantaranya adalah penulis menyajikan data tentang angka perceraian di Kalimantan Selatan dan kebetulan di tempat penulis mengajar ,tertinggi nomor 2 sebagai kabupaten perceraian terbanyak. Lalu penulis menjabarkan hal tersebut kedalam bentuk tujuan pembelajaran yang diantaranya adalah agar peserta didik mampu memahami makna pernikahan sakinah, mawaddah, dan warrahmah. Setelah itu penulis menjelaskan secara singkat mengenai pernikahan yang dikehendaki oleh Islam. Aktivitas selanjutnya peserta didik mencari solusi atas permasalahan mengenai faktor-faktor perceraian yang didiskusikan bersama orangtua dirumah atau pihak instansi terkait seperti Kemenag atau KUA dan lainnya. Mari pembaca berbagi tuliskan materi apa saja yang sudah dikontekstualisasikan kedalam kehidupan peserta didik !

2. Kolaborasi

Kolaborasi tentunya berkaitan dengan masyarakat digital era sekarang ini. Hidup di era sosial media sekarang ini tidak bisa kita tidak melakukan kolaborasi. Kolaborasi menjadi ruh dalam jagat kehidupan sekarang ini. Lalu apa hubungannya dengan pembelajaran? Sangat berhubungan ! Kolaborasi menjadi alat untuk menghadirkan koneksi antar mata pelajaran. Jangan sampai kita menjadi guru masih menonjolkan "Keakuan", tidak mau diajak kolaborasi padahal kolaborasi antar mata pelajaran itu sangat penting bagi peserta didik. Guru harus mulai menghadirkan tokoh-tokoh intelektual ke dalam ruang kelasnya dengan begitu peserta didik akan kaya dengan pengalaman , tahu fungsinya pembelajaran.

Penulis sejak tahun 2021 sudah mencoba hal yang kolaborasi, bagaimana penulis menghubungkan materi Islam Rahmat Islam Bagi Nusantara dengan aktivitas peserta didik berziarah kepada ulama lokal yang berpengaruh pada kabupaten penulis tinggal. Dari ulama lokal tersebut penulis nantinya akan menghubungkan dengan sub materi seperti strategi dakwah Islam di Indonesia, Kerajaan Islam di Indonesia, Nilai-nilai keteladanan tokoh dalam sejarah perkembangan Islam di Indonesia, dan lainnya. 


Untuk tahun ini penulis pada materi pernikahan membebaskan peserta didik untuk berkolaborasi dengan orangtua atau instansi terkait. Agar apa yang didapat menjadi pengalaman berharga karena sekolah tidak menjadi tembok pemisah dengan realitas masyarakat.

Pribadi
Pribadi
3. Aksi Praktik 

Praktik ini akan membuat peserta didik akan jauh lebih aktif melalui kegiatan percobaan kegagalan, dan tidak takut salah. Bukankah ada idiom yang mengatakan " Kegagalan adalah sukses yang tertunda". Dalam pembelajaran guru IPA atau IPS dapat mengaktifkan banyak praktik ini ketimbang tumpukan teori. Jangan sampai peserta didik penuh dengan teori tetapi praktiknya benar atau tidak. jadi fungsi praktik adalah penambal data teori yang dipelajari. Dan itu jauh lebih melekat kedalam memori peserta didik bahwa dia pernah melakukan itu. 

4. Gamifikasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun