Rusia sebenarnya punya ide untuk membelinya saat itu, tetapi Ukraina menawarkan dengan harga tinggi US$ 20 juta, Rusia juga tidak sanggup membelinya, Â setelah lama mencari pembeli, akhirnya menemukan pembeli baru --Tiongkok.
Namun saat itu, Tiongkok sama sekali tidak mengetahui tentang pengetahuan teknis kapal induk, mereka pikir selama mau bekerja keras pasti akan mendaptkan hasilnya, tetapi teknologi maju asing masih dimonopoli oleh negara-negara maju, dan Tiongkok tanpa mengetahui teknologi kapal induk hampir mustahil untuk bisa bergerak.Â
Ketika negara lain telah mulai mempelajari senjata baru, Tiongkok masih mempelajari untuk senjata masa lalu, lebih-lebih dalam hal kekuatan militer maritim Tiongkok sangat tertinggal.
Selain itu, orang berbakat iptek saat itu di Tiongkok relatif sedikit, dan hanya sedikit orang yang mau terjun di bidang ini yang tidak memberi masa depan, berkembangnya lambat, dan bahkan mungkin tidak akan membuahkan hasil.
Dalam keadaan seperti itu, Xu Zengping, seorang pengusaha real estat Tiongkok, ketika dia mengetahui bahwa Ukraina akan menjual kapal induk Varyag, dia memutuskan untuk membelinya dan memberikannya kepada negaranya, tetapi tidak terduga bahwa prosesnya sangat sulit, prosesnya bisa membuat orang tidak bisa menahan tangis.Â
Untungnya, Xu Zengping dan para patriot Tiongkok tidak menyerah, dan akhirnya dapat membeli Varyag dengan harga US$20 juta dolar AS.
Namun, pihak Barat dan AS terus-menerus menghalangi dan menyabotase di belakang layar, dan pada saat yang sama, negara-negara yang secara langsung menghalangi terus mengambil untung darinya, sehingga untuk mengirim kapal ini ke Tiongkok menjadi lebih sulit.
Dari sejak dilelang pada Februari 1998 hingga Maret 2002, ketika "Varyag" akhirnya tiba di pelabuhan Dalian, Tiongkok, dibutuhkan lebih dari 600 hari untuk angkutannya, dan Varyag yang dibeli hanya berupa cangkang kosong, jadi itu menunjukkan betapa sulitnya untuk bisa mendapatkan kapal induk itu.
Dengan Seribu Keping Emas Membeli Tulang Kuda
Bagi orang Tiongkok membeli kapal induk Varjag ini di-ibarat seperti kiasan klasik: "Dengan seribu keping emas membeli tulang kuda".