Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Populisme akan Menyeret AS dan Barat dalam Jurang Kemerosotan

26 Januari 2021   17:36 Diperbarui: 26 Januari 2021   17:44 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: South China Morning Post

Ada pakar yang mengatakan salah satu alasan penting mengapa demokrasi model Barat tidak bisa memecahkan masalah "populisme yang ber I.Q. rendah" karena adanya "simple-mided populism" dan sistem politik AS tidak dapat menyelesaikan masalah ini. Baca:

Mengapa AS Susah Melakukan Reformasi Konstitusi?

https://www.kompasiana.com/makenyok/5feadde78ede483280150f63/mengapa-as-susah-melakukan-reformasi-konstitusi

Meskipun ada kata-kata yang terkenal dari presiden terhebat AS Lincoln yang berkata:

"Kamu dapat menipu semua orang untuk jangka waktu tertentu, atau kamu dapat menipu beberapa orang setiap saat, tetapi kamu tidak dapat menipu semua orang setiap saat." Mereka yakin dalam sistem demokrasi yang sangat matang, mereka memiliki hak untuk kebebasan berbicara. Hak untuk berkomentar dengan bebas, jadi dalam jangka panjang, orang pada akhirnya akan membuat pilihan yang tepat.

Namun hal di atas ini akan berkembang lain dengan munculnya populisme, terlebih lagi dengan maraknya media sosial, populisme akan menjadi lebih serius, makin lama berkembang makin parah, bahkan menjadi tren besar, jika terus berkembang negara dan msyarakat akan runtuh dengan cepat, hal ini bukan masalah yang sederhana.

Selama sepuluh tahun terakhir ini, terutama pada 2016 tentang terpilihnya Trump mejadi presiden AS dan Brexit, terakhir ini pencegahan dan pengendalian pandemi Trump yang telah begitu berantakan, dan pemerintahannya sangat konyol, tetapi justru masih didukung oleh hampir setengah dari pemilih AS.

Maka  "populisme IQ rendah" di Barat pada akhirnya akan merusak masa depan Barat. Adapun ungkapan Lincoln ini, "Kamu dapat menipu semua orang untuk jangka waktu tertentu, atau kamu dapat menipu beberapa orang setiap saat, tetapi kamu tidak dapat menipu semua orang setiap saat." Memang tepat pada tataran filosofis, tetapi kenyataan ini sangat tipis. Karena ketika kita mempelajari politik, kita harus memahami bahwa politik memiliki banyak dimensi, ada dimensi waktu, dimensi ruang, dan dimensi biaya.

Misalnya saja ketika Anda kehilangan ponsel, menggunakan cara filosofis untuk menghibur Anda dengan mengatakan "ooh tidak apa-apa toh Ponsel Anda masih berada di bumi." Bisakah ini menyelesaikan masalah?

Di bawah model demokrasi di Barat saat ini, populisme hampir tidak bisa dihindari. Karena politik elektoral mengharuskan politisi harus menyenangkan pemilih untuk memenangkan suara, mereka harus membuat berbagai janji dan menulis berbagai cek kosong kesejahteraan, secara langsung dan tidak langsung.

Kemudian, konsekuensi langsung dari politik populisme ini adalah hampir semua negara Barat saat ini telah menjadi negara yang banyak hutang, dan mereka menjadi negara yang memakan stok makanan yang disimpan untuk tahun berikutnya atau metafora untuk kesulitan keuangan, memenuhi kebutuhan, dan hanya dapat menggelapkan aset yang saat ini defisit atau pendapatan yang belum diperoleh sebelumnya, terlepas dari masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun