Ketika Asia berbicara dalam ketegangan.
Narasi populisme dan anti-elit digunakan untuk memecah belah basis politik, namun justru menciptakan ekspektasi keterbukaan yang tak terpenuhi
Penggunaan sentimen agama secara negatif dan penuh kemarahan masih terjadi di negeri ini. Kita memerlukan teologi politik damai sebagai penyeimbang.
Eropa tidak hanya menghadapi tantangan geopolitik dari luar, tapi juga tantangan internal yang mengguncang fondasi proyek integrasi itu sendiri
Mengapa Indonesia tak kunjung jadi negara maju? Bedah tuntas akar stagnasi dari politik, ekonomi, hingga budaya dalam satu artikel kritis.
Bahaya Populisme Sesaat Dan Teknokratis
"Dulu, siapa yang menguasai Jakarta dianggap paling siap memimpin Indonesia. Kini, logika itu dipatahkan oleh seorang mantan bupati yang mengendarai m
Ternyata masyarakat masih menggandrungi model pemimpin populis seperti ini.
Siapa berani kawinkan getaran massa dengan algoritma kuantum? Tanpa pemimpin neo-populis teknologis, Indonesia riskan jadi penonton revolusi AI
Era post-truth membuat kita menjadi bias dalam memahami semua hal disekitar kita
Masih ada ketakutan terhadap politik identitas agama. Padahal, yang harus ditakutkan adalah populisme politik identitas.
Indonesia berada dalam bahaya mengalami kondisi antipolitik. Perlu segera dipulihkan
Populisme kini tak lagi soal blusukan dan gaya sederhana. Pemimpin zaman now hadir dengan gebrakan, menabrak sistem demi publik, dan tampil di media s
Populisme ideologi politik yang memisahkan dunia menjadi dua kelompok.
Trump tak sekadar memenangi argumen politik—ia mengantar habeas corpus ke liang kubur. Dunia tak bisa hanya jadi pelayat pasif atas runtuhnya hukum.
Politik identitas memiliki stigma negatif di Indonesia. Padahal bisa didudukkan secara proporsional dan pas.
Prabowonomics muncul sebagai visi ekonomi dari Presiden Prabowo Subianto yang menjanjikan kebangkitan ekonomi nasional dengan mengandalkan dominasi ne
Demokrasi kita masih belum stabil dan rentan penyakit. Kita perlu menyiapkan obatnya
Kemunduran demokrasi sedang menjadi tren global akibat kapitalisme neoliberal. Perlu pribadi profetis
"Populisme menjanjikan suara rakyat, tetapi diam-diam menggerogoti demokrasi. Apakah kita siap menghadapi ancamannya? Temukan jawabannya di sini."