Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pandemi Covid-19 Mengubah Situasi Dunia, Apa Dampak terhadap Sospol AS?

31 Desember 2020   20:09 Diperbarui: 1 Januari 2021   18:26 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by frank mckenna on Unsplash

Kontradiksi ini sebenarnya sudah lama; kontradiksi kelas atas dan kelas bawah; golongan kiri dan golongan kanan adalah kontradiksi ideologis; kontradiksi orang kulit hitam dan putih adalah kontradiksi rasial ini sudah kuno.

Tetapi kontradiksi keempat dan kelima adalah ekonomi virtual, ekonomi riil, nativisme, dan globalisme. Ini adalah kontradiksi antara finansialisasi internasional AS dan penduduk asli AS seperti produk finansialisasi ekonomi AS. 

Ini sebenarnya tidak dibatasi oleh sistem AS asli. Tapi sekarang mereka ingin mengubah kepentingannya, jadi tidak heran jika terjadi banyak perlawanan. Maka prospek reformasi tampaknya tidak terlalu optimis.

Maka dari itu, karena pemodal terlibat dalam politik. Maka masalah ini menjadi salah satu kontradiksi intinya, Sehingga sangat sulit bagi AS untuk mengubah diri sendiri.

Kemudian mari kita lihat selain dari dimensi inti ini, ada beberapa poin lain yang disebutkan di atas dan pada tulisan penulis yang lalu (Mengapa AS Susah Melakukan Reformasi Konstitusi?), misalnya Stiglitz percaya bahwa pada kenyataannya, sebagian besar masyarakat AS memiliki konsensus.

Namun menurut sebagian pengamat, memang benar banyak orang AS yang punya konsensus tapi relatif dangkal, salah satu contoh tentang masalah kontrol kepemilikan senjata api, maka konsensus ini dapat disebutkan konsensus relatif dangkal.

Tapi masalah terbesarnya, ada pada segelintir orang yang menentang konsensus ini, mereka sangat terorganisir, selain itu di belakang mereka ada dukungan dana yang besar, yaitu kelompok lobi di Wall Street.

Misalnya, American Rifle Association yang sudah disebutkan dalam tulisan yang lalu, ini adalah salah satu grup lobi terbesar. Grup lobi ini  sangat terorganisir dengan baik dan mereka memiliki uang banyak, sedang masyarakat AS konsensusnya sangat dangkal, jadi tidak heran jika tidak dapat membentuk kekuatan reformasi.

Situasi "revolusi lama" di AS ini telah menemui masalah baru. Sehingga ada pengamat yang mengatakan, AS agak keras kepala dan berpenyakit "dimensia" , sehingga bermasalah dengan determinasi dan kemampuannya. Karena hanya mengandalkan tekad saja tidak cukup, lapisan elitnya juga tidak cukup, juga kapasitasnya terbatas padahal aspek terbesar pemilu tahun ini adalah terjadinya perpecahan sosial.

Jadi, dalam menghadapi realitas yang terbelah seperti ini, manajemen mendesak untuk mencapai konsensus, tetapi para elitnya malah semakin terpecah. Jadi dalam situasi demikian, AS sangat membutuhkan seorang politisi seperti Roosevelt, tapi AS kini tidak memiliki politisi seperti itu.

Jika dilihat lebih jauh keadaan ini tidak terlalu optimis, apabila kita berharap AS akan menjadi lebih baik. Hal ini harus dikatakan bahwa yang terpenting bagi suatu negara adalah kemampuan pemerintahannya, faktor yang sangat penting dalam kapabilitas pemerintahan tergantung pada kemampuan mengoreksi dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun