Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pandemi Covid-19 Mengubah Situasi Dunia, Apa Dampak terhadap Sospol AS?

31 Desember 2020   20:09 Diperbarui: 1 Januari 2021   18:26 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by frank mckenna on Unsplash

Apa masalah sosial dan politik di A.S. pada saat terjadi perubahan besar dalam situasi dunia akibat pandemi Covid-19?

Ketika ketimpangan sosial terlalu menonjol, sistem check and balances tidak akan berfungsi. Ini adalah keadaan buruk AS saat ini.

Penyakit di AS tidak disebabkan oleh individu. Jika kita coba hanya menghubungkannya dengan satu orang, refleksi semacam ini terlalu dangkal.

Trump saat ini menghadapi kekalahan dalam pemilihan, apakah dia dapat menciptakan ketegangan internasional, inilah yang sangat dikhawatirkan oleh banyak orang.

Tahun ini pandemi Covid-19 telah menyerang manusia, dan setiap negara telah terpengaruh. Dapat dikatakan pandemi ini seperti "Perang Dunia Non-tradisional" pertama umat manusia. Pandemi Covid-19 dapat dikatakan sebagai "Cermin Ajaib" dalam cerita dongen.

Pandemi kali ini menjadi masalah serius bagi negara-negara seluruh dunia, juga merupakan suatu eksposer dan ujian bagi sistem kenegaraannya bagi semua negara.

Ada pakar yang berpandangan, melalui pandemi Covid-19, kita dapat lebih memahami Barat, Asia Timur atau budaya tradisional Barat dan budaya Konfusianisme Tiongkok atau orang timur.

Kita bisa lebih memahami AS sebagai perwakilan dari Barat dan Tiongkok sebagai perwakilan dari timur, seperti  kita semua tahu bahwa hubungan Tiongkok-AS telah memasuki periode saling "bertentangan" dalam permainan sejarah.

Seperti kita ketahui sekarang, AS adalah negara paling berpengaruh di dunia, kini banyak orang merenungkan AS dari sudut berbeda, tapi yang terpenting melihat tata kelola internal AS bagaimana?

Ada pengamat yang berpandangan bahwa di AS ada Amerika asli yang mewakili ekonomi riil. Ada lagi Amerika yang dimanipulasi oleh pemodal negara dan ini timbul sekitar tahun 1980an sejak "Revolusi Reagan". Amerika yang fiansial ini yang mungkin menyadera entitas AS.

Revolusi Reagan pada dasarnya mengacu pada perubahan dramatis dalam politik, ekonomi, dan masyarakat AS yang terjadi di bawah Pemerintahan Reagan antara tahun 1980 dan 1989. 

Istilah ini terkadang berkonotasi dengan tahun-tahun awal kepresidenannya, tetapi kenyataannya, Revolusi Reagan berlangsung antara tahun 1981 dan 1989, tahun-tahun dia menjabat sebagai Presiden ke-40 AS.

Istilah Revolusi Reagan juga sering digunakan secara sinonim dengan istilah Era Reagan. Ini adalah masa ketika konservatisme politik berkembang pesat.

Hal ini memperumit masalah. Hal lain yang harus dikatakan bahwa AS sebagai negara sangat sukses. Keberhasilan ini tidak lepas dari desain sistem aslinya. Yang pasti desain sistem tersebut adalah ketika AS baru didirikan. Ini pada dasarnya berhasil.

Tetapi yang perlu disadari dan menjadi pertanyaan bagi kita disini adalah bahwa tingkat teknologi manusia, tingkat produktivitasnya sedang berubah, dan situasi internasional sedang berubah. 

Apakah pengalaman kesuksesan (sistem) yang terdahulu akan juga membawa kesukses untuk masa depan, kemudian sistem ini dibebankan untuk kebersilan di masa depan?

Bahkan ada pengamat yang menambahkan persepektif seperti berikut ini, ketika mengamati internal pemerintahan AS, mereka melihat AS sebenarnya adalah "Alien" (mahluk angkasa luar).

Modal finansial mungkin sudah mengalami deformasi. Kita semua melihat ini adalah AS, tetapi kenyataannya AS itu telah berubah, Gennya telah berubah.

Sehingga ada pengamat yang berpandangan, AS, Tiongkok, Rusia tidak dapat disebut sebagai negara super besar atau adi daya. Negara-negara ini memang sangat besar dan selalu ada satu aspek yang sangat besar seperti Rusia yang seluas 17 juta kilo meter persegi. 

Kekuatan nasional AS secara keseluruhan sangat kuat, Tiongkok berpenduduk 1,4 miliar dan kekuatan industrinya juga sangat kuat, sehingga tidak tepat untuk menggambarkannya sebagai negara-negara ini sebagai negara super besar/adi daya.

Sumber: www.eastasiaforum.org + www.fhi.no
Sumber: www.eastasiaforum.org + www.fhi.no
Kemudian apa yang menjadi ciri khas negara super besar/adi daya seperti AS, rusia, Tiongkok? Jika ada masalah besar, itu pasti dari dalam, bukan dari luar. Karena dunia luar tidak memiliki kekuatan untuk mengalahkannya, bagi negara-negara super besar ini, jika ada masalah yang sangat penting harus perelu terus diperbaiki.

Maka jika kita akan melihat apakah negara ini mempunyai masa depan, kita dapat melihat apakah mereka mempunyai motivasi untuk dirinya sendiri untuk melakukan perbaikan (reformasi).

Ada Pengamat yang membandingkan antara AS dan Tiongkok untuk hal yang menyangkut di atas ini.

Menurut pengamat ini mengatakan, karakteristik di Tiongkok sangat luar biasa. Kemampuan orang Tongkok untuk memperbaiki kesalahan, menurut pengamat,  keinginan dan kemampuannya untuk memperbaiki kesalahan sangat baik. Di sinilah letak kepercayaan diri Tiongkok.

Banyak pengamat telah memperhatikan bahwa pada 19 April 2020, Sidang Paripurna Kelima Rakyat Tiongkok mengajukan serangkaian gagasan perencanaan, dan tujuan jangka panjang tahun 2035 untuk mengambil satu langkah pertama dari kedua langkah yang seharusnya akan ditempuh. Mereka tahu kemana tujuannya, kemudian menatap ke satu arah untuk mereformasi.

Sedang AS sekarang sepertinya, sebagian dari orang AS merasa terkejut bahwa AS harus berubah, tetapi masalahnya adalah bahwa orang-orang ini mungkin bukan orang-orang pada posisinya.

Itu adalah masalahnya. Faktanya, banyak negara Barat dan AS terutama menghadapi situasi dimana seharusnya dilakukan perubahan, tapi menghadapi kesulitan menghadapi regulasi yang mereka buat sebelumnya yang sudah tidak efektif lagi dengan zaman sekarang.

Karena pada akhirnya, kebijakan yang efektif harus membawa kemajuan sosial, dan sinergi sosial yang efektif tidak berarti perkataan kita akan berubah.

Sekarang, yang dapat kita lihat adalah bahwa empati telah mengalir keluar dari AS, dan beberapa orang di AS telah mulai ber-refleksi. Menurut kita refleksi ini masih sangat berharga, tetapi dapatkah mereka menjadi sinergi sosial dan dapatkah mereka menjadikannya realitas politik yang efektif? Sebenarnya sulit untuk mempromosikan kemajuan. Sedangkan dunia yang kita lihat sekarang adalah dunia yang sedang berubah.

Salah satunya adalah bahwa dunia kini telah memasuki perubahan besar yang tidak terlihat dalam satu abad, maka seharusnya sangat perlu bagi kita juga bersikap kritis untuk melakukan peremajaan nasional sebagai prioritas nomor satu. Ini yang pertama.

Kemudian prioritas kedua menyesuaikan kebijakan kita dengan perubahan dunia. Ketiga, keseimbangan antara kekuatan eksekutif, legisatif, yudikatif,  di dalam negeri harus diupayanya sebaik mungkin.

Kemudian berpandangan jauh ke depan dan memiliki kemampuan eksekusi yang baik. Namun, kekuatan terbesar di dunia adalah AS.

Tapi AS juga berada dalam masa kritis. Dapatkah mereka merefleksikan masalahnya sendiri dan kemudian menghasilkan tindakan penanggulangan yang efektif untuk mereformasi dirinya berdasarkan situasi baru dan realitas baru. 

Terus terang, setelah membaca tulisan dan penelitian Stigliz kita akan menjadi tidak yakin. Yang dapat kita lihat adalah bahwa beberapa orang di AS mulai merenungkannya. Baca tulisan yang lalu:

Baca: Mengapa AS Susah Melakukan Reformasi Konstitusi?

Tapi itu bukan konsensus sosial. Ada beberapa pakar, termasuk Fukuyama termasuk Tom Fredman seperti tulisan terdahulu penulis di atas. Mentalitas mereka masih sama sampai sekarang.

Tom Fredman atau Thomas L. Friedman adalah kolumnis Op-Ed urusan luar negeri surat kabar itu pada 1995. Dia bergabung dengan surat kabar " The New York Times" pada 1981, setelah itu dia menjabat sebagai kepala biro Beirut pada 1982, kepala biro Yerusalem pada 1984, dan kemudian di Washington sebagai koresponden diplomatik pada 1989, dan kemudian koresponden dan koresponden ekonomi Gedung Putih.

Friedman dianugerahi Penghargaan Pulitzer 1983 untuk pelaporan internasional (dari Lebanon) dan Penghargaan Pulitzer 1988 untuk pelaporan internasional (dari Israel). Dia juga memenangkan Penghargaan Pulitzer 2002 untuk komentar.

Friedman adalah penulis "Dari Beirut ke Yerusalem," yang memenangkan Penghargaan Buku Nasional pada tahun 1989. Dia telah menulis beberapa buku lain, termasuk "Hot, Flat and Crowded," sebuah best seller internasional.

Lahir di Minneapolis, Mr. Friedman menerima gelar B.A. gelar dalam studi Mediterania dari Universitas Brandeis pada tahun 1975. Pada tahun 1978 dia menerima gelar master dalam studi Timur Tengah modern dari Oxford. Kolomnya muncul setiap hari Minggu dan Rabu.

Menurut pandangan mereka, AS sebenarnya memang memiliki masalah, masalah ini disebabkan oleh buatan sesorang yaitu Trump, jika Trump disingkirkan dari  "posisi dewa" semuanya akan normal kembali.

Namun sebenarnya refleksi meraka ini sangatlah dangkal. Penyakit di AS bukanlah disebabkan oleh individu. Dalam arti tertentu, ini pasti penyebabnya dari berbagai masalah yang terakumulasi di AS selama bertahun-tahun. 

Terpilihnya Trump secara keseluruhan adalah masalah tersendiri. Ini mencerminkan keseluruhan sistem politik AS. Ada masalah dengan sistem ini. Terlalu dangkal bagi kita untuk mengaitkan masalah tersebut hanya disebabkan karenasatu orang. Demikian pandangan pakar luar pemerhati AS.

Kini AS sedang marah dan menegur bahkan menangkap kepada siapa saja yang dianggap penghambat AS membuat semua orang tidak senang hati.

Sebenar kita semua mengharapkan AS yang percaya diri, sehat, dan cerah. Ini akan baik untuk dunia.

Seperti apa yang telah penulis tuliskan dalam tulisan yang lalu (Mengapa AS Susah Melakukan Reformasi Konstitusi?) kekuatan pemodal di AS telah melampaui sistem AS lain dibidang politik, check and balances. Dan Stglitz berpendapat da percaya selama hal ini diperkuat dan dioptimalkan strukturnya masalah ini masih bisa diselesaikan. Namun beberapa pakar luar berpendapat pesimis.

Apakah AS bisa mereformasi kekuatan pemodal ini? Tampaknya sulit, alasannya karena memimpin politiknya dapat dilihat dari dua perspektif. Yang pertama dari pengalaman sejarah. Sekarang kita sudah mendengar istilah Industrial-Military Complex. Ini adalah kelompok kepentingan yang sangat besar.

Sebenarnya yang paling awal jika kita bisa ingat dengan benar, itu adalah Presiden Eisenhower pada tahun 1961. Ketika dia menjabat pada periode berikutnya berkata bahwa kita (rakyat AS) harus waspada terhadap pengaruh berlebihan kelompok industri-militer di semua aspek AS.

Sumber: www.pgpf.org
Sumber: www.pgpf.org
Kenyataan, sekarang kita bisa lihat bahwa dampak ini mungkin lebih dari 3 kali, 5 kali, dan 10 kali lipat lebih besar daripada di masa lalu. Kemudian contoh yang paling sederhana adalah pengeluaran militer AS lebih dari US$ 721,5 miliar (tahun 2020), terhitung 40% dari dunia. 

AS sudah begitu kuat dan masih merasa terancam. Karena tidak ada musuh, maka mereka ingin menciptakan musuh, sehingga mempengaruhi pengaturan semua aspek masalah AS.

Yang lainnya adalah Wall Street. Pemerhati AS memiliki pandangan yang sedemikian rupa sehingga keuntungannya saat ini berasal dari globalisasi. 

Keuntungan AS sebagian saja yang berasal dari dalam negaerinya, sebagian besar didapat dari kawasan lain. Sehingga saat ini, tidak ada urgensinya untuk reformasi domestik di AS, bahkan AS merasa bahwa tidak perlu mengubah atau membicarakannya.

AS Dalam Pengaruhi Pemodal Besar

Semua orang mengetahui, AS sekarang dipegaruhi pemodal finansial besar, bahkan berada dibawah struktur mereka, dengan keadaan demikian apakah mungkin mengurangi pengaruh pemodal besar untuk melakukan reformasi?

Di AS kini terdapat 5 kontradiksi utama: atas dan bawah; kiri dan kanan; hitam dan putih.

Kontradiksi ini sebenarnya sudah lama; kontradiksi kelas atas dan kelas bawah; golongan kiri dan golongan kanan adalah kontradiksi ideologis; kontradiksi orang kulit hitam dan putih adalah kontradiksi rasial ini sudah kuno.

Tetapi kontradiksi keempat dan kelima adalah ekonomi virtual, ekonomi riil, nativisme, dan globalisme. Ini adalah kontradiksi antara finansialisasi internasional AS dan penduduk asli AS seperti produk finansialisasi ekonomi AS. 

Ini sebenarnya tidak dibatasi oleh sistem AS asli. Tapi sekarang mereka ingin mengubah kepentingannya, jadi tidak heran jika terjadi banyak perlawanan. Maka prospek reformasi tampaknya tidak terlalu optimis.

Maka dari itu, karena pemodal terlibat dalam politik. Maka masalah ini menjadi salah satu kontradiksi intinya, Sehingga sangat sulit bagi AS untuk mengubah diri sendiri.

Kemudian mari kita lihat selain dari dimensi inti ini, ada beberapa poin lain yang disebutkan di atas dan pada tulisan penulis yang lalu (Mengapa AS Susah Melakukan Reformasi Konstitusi?), misalnya Stiglitz percaya bahwa pada kenyataannya, sebagian besar masyarakat AS memiliki konsensus.

Namun menurut sebagian pengamat, memang benar banyak orang AS yang punya konsensus tapi relatif dangkal, salah satu contoh tentang masalah kontrol kepemilikan senjata api, maka konsensus ini dapat disebutkan konsensus relatif dangkal.

Tapi masalah terbesarnya, ada pada segelintir orang yang menentang konsensus ini, mereka sangat terorganisir, selain itu di belakang mereka ada dukungan dana yang besar, yaitu kelompok lobi di Wall Street.

Misalnya, American Rifle Association yang sudah disebutkan dalam tulisan yang lalu, ini adalah salah satu grup lobi terbesar. Grup lobi ini  sangat terorganisir dengan baik dan mereka memiliki uang banyak, sedang masyarakat AS konsensusnya sangat dangkal, jadi tidak heran jika tidak dapat membentuk kekuatan reformasi.

Situasi "revolusi lama" di AS ini telah menemui masalah baru. Sehingga ada pengamat yang mengatakan, AS agak keras kepala dan berpenyakit "dimensia" , sehingga bermasalah dengan determinasi dan kemampuannya. Karena hanya mengandalkan tekad saja tidak cukup, lapisan elitnya juga tidak cukup, juga kapasitasnya terbatas padahal aspek terbesar pemilu tahun ini adalah terjadinya perpecahan sosial.

Jadi, dalam menghadapi realitas yang terbelah seperti ini, manajemen mendesak untuk mencapai konsensus, tetapi para elitnya malah semakin terpecah. Jadi dalam situasi demikian, AS sangat membutuhkan seorang politisi seperti Roosevelt, tapi AS kini tidak memiliki politisi seperti itu.

Jika dilihat lebih jauh keadaan ini tidak terlalu optimis, apabila kita berharap AS akan menjadi lebih baik. Hal ini harus dikatakan bahwa yang terpenting bagi suatu negara adalah kemampuan pemerintahannya, faktor yang sangat penting dalam kapabilitas pemerintahan tergantung pada kemampuan mengoreksi dirinya.

Salah satu masalah terbesar bagi AS tidak memiliki perwakilan dari kepentingan keseluruhan rakyatnya, tapi hanya kekuatan politik semacam Partai Demokrat atau Republik. Mereka masing-masing akan mengatakan saling tidak mewakili satu sama lain, ini adalah satu tantangan besar bagi AS.

Kemampuan, kemauan, konsensus semua orang semua terkait satu sama lain, apakah konsensus ini dapat dipromosikan dan direalisasikan oleh kekuatan politik besar pada umumnya di AS adalah suatu yang penting untuk dapat melakukan reformasi dan perubahan besar.

Namun tampaknya akan sulit sekali, karena di AS suara rasional masih terpinggirkan oleh mainstream, seperti diketahui di AS boleh mengertik bahkan memaki pemimpin, namun tidak membawa penaruh terhadap pelaksanaan yang akan dilakukan eksekutif.

Karena menurut sistem hukum AS, selama eksekutif terpilih secara sah dan prosedurnya benar maka dianggap tidak salah. Misalnya meskipun kini terjadi wabah yang sangat serius, dan pemimpin bermain golf, dia tidak akan dicopot dari jabatannya. Karena dia melakukannya pada akhir pekan saat bukan waktu bekerja, semuanya akan baik-baik saja, karena itu legal.

Menurut beberapa pakar AS sendiri seperti Fukuyama reformasi di AS baru dapat terjadi, jika terjadi krisis yang lebih besar dari krisis keuangan 2008 untuk menyadarkan elit politik dan sosialnya. Mungkin krisis pandemi Covid-19 kali ini adalah krisis yang lebih besar dari krisis keuangan 2008.

Tetapi masalahnya apakah mungkin untuk membangkitkan elit formal masyarakat AS dan kemudian mencapai konsensus, tampaknya ada tanda-tanda tidak akan berhasil sekarang, dengan kenyataan AS kini masih terkoyak.

Jika diversifikasi berjalan terlalu jauh, masyarakat akan terpecah belah. Bagaimana Anda bisa berkembang jika masyarakat terpecah? Jadi mempertahankan gelar adalah yang paling penting.

Saat ini kekuatan politik dan kekuatan pemodal di AS sedang dalam konflik, jadi di masa mendatang, dapatkah masyarakat Amerika masih dapat mengekang monopoli dan eksploitasi modal melalui kekuasaan negara dan sarana negara?

Ada pakar yang berpandangan, tidak menutup kemungkinan bahwa setelah krisis mencapai tingkat tertentu, AS akan mengadopsi beberapa langkah reformasi yang lebih kuat, tetapi pada akhirnya kita akan menemukan bahwa itu hanyalah gejala dan bukan akar penyebabnya. Akar penyebabnya harus struktural. Disini kita tidak akan berbicara tentang revolusi atau reformasi yang mendalam. Karena dianggapnya masih terlalu jauh.

Bahkan termasuk cendikiawan berpengaruh seperti Stiglitz sekali pun analisisnya terhadap banyak persoalan, dari sudut pandang banyak pakar luar masih dianggap belum sampai pada tataran struktural, sehingga masih relatif superfisial, yakni ganti presiden. 

Tapi meskipun presiden ganti orang yang berbeda, tetapi kenyataannya apakah kita bisa tahu apa maskud dalam hatinya yang sesungguhnya?

Jika diamati di AS masyarakatnya sebenarnya dikontrol dengan ketat oleh pemodal besar selama ratusan tahun yang diikuti oleh operasi modalnya. 

Sehingga untuk melakukan reformasi konstitusi dan mengubah UU akan sangat sulit. Ini dapat dilihat bagaimana AS dalam menghadapi pandemi sekarang ini terlihat kedodoran. Maka kita semua akan melihat dan menantikan apa yang akan dilakukan oleh Presiden terlipih Joe Biden ke depan.

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

Study, NY Times, PGPF

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun