Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bagaimana Sikap dan Pandangan Trump Terhadap Jepang?

26 Februari 2017   11:05 Diperbarui: 26 Februari 2017   12:25 1023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari http://howtoretireearly.net & Fox News

Saat ini, Jepang sebenarnya sudah mengambil bagian 75% dari biaya pasukan AS yang ditempatkan di Jepang dengan apa yang dinamai “anggaran subsidi,” tapi Trump masih belum puas dengan itu.

Pada 4 Pebruari lalu, James Mattis saat berkunjung ke Jepang mengatakan bahwa ia menyambut baik peningkatan terus-menerus anggaran militer Jepang sejak Abe menjabat PM. Selama kunjungan AS ke Jepang, sangat mengejutkan AS tidak memunculkan isu biaya tentara AS yang ditempatkan di Jepang.

Trump dan Menhan AS James Mattis sedang memainkan “wayang boneka” untuk membuat Jepang tidak yakin apakah harus senang atau khawatir.

Pengamat melihat ini, Trump sangat jelas menggunakan dua metode dalam melawan Jepang. Salah satunya untuk menghibur, semetara yang lainnya untuk memeras mereka. Pada kenyataanya, menghibur mereka itu bukanlah tujuan, itu hanya sebuah metode belaka. Tujuannya sesungguhnya adalah untuk membuat Jepang lebih “berdarah,” untuk membayar lebih banyak uang dengan memberikan hadiah ini kepada AS.

Hadiah Abe disambut dingin oleh AS

Tindakan AS terhadap Jepang telah mendapat banyak kritik dari dalam negari AS. Misalnya, dengan “hadiah” ini yang menjanjikan 150 milyar USD di AS dan menciptakn 700.000 pekerjaan---ini adalah untuk periode 10 tahun.


AS mengeritik Abe sedang memainkan tirk pada AS, yang berupa pengemasan ulang beberapa proyek-proyek peruhasaan-perusahaan Jepang yang telah merencanakan untuk melakukan investasi di AS. Jadi hadiah ini tampaknya indah, besar dan menarik, tetapi dalam kenyataannya itu tidak memberikan uang sebanyak itu kepada AS.

Dari sini kita bisa meilhat ketika mereka melakukan perdangan semacam ini, kenyataannya masing-masing dari mereka memiliki tujuan sendiri-sendiri, dan mencoba menggunakan satu sama lain.

Tapi menyangkut model negosiasi perdagangan. Trump mendukung/mengadvokasi negosiasi bilteral antara Jepang dan AS dengan harapan menggunakan posisi kuat AS untuk memaksa Jepang untuk memberi lebih banyak konsesi. Tapi Jepang telah menolak negosiasi satu lawan satu, lebih menganjurkan/mengavokasi negosiasi multilatral seperti TPP, untuk mendapatkan manfaat lebih dari mekanisme multilateral.

Oleh karena itu, Abe mengusulkan pengembangan wacana ekonomi baru yang benar-banar kompromi yang dapat diterima dengan model negosiasi bilateral Trump. Bagi AS akan memiliki lebih banyak keuntungan dengan melakukan ngosiasi bilateral, karena tidak satupun lawan AS yang mampu menandingi AS. Maka tidak heran Trump ingin menempuh jalan ini untuk mewujudkan konsep “America first” dan konsep kepentingan AS harus didahulukan.

Jadi menurut para pengamat, yang mejadi titik sulit bagi Trump adalah isu akses ke pasar Jepang di masa depan. Pasar Jepang merupakan salah satu yang paling tertutup untuk setiap negara ekonomi yang sudah berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun