Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Daun yang Jatuh ke Selokan

17 Desember 2018   14:40 Diperbarui: 17 Desember 2018   14:45 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendongaklah keatas lihatlah disana
Dedaunan hijau yang melambai indah di pepohonan
Tinggi serupa hiasan tangga angkasa
Tempat para raja berkuasa atas tanah daratan

Ketinggian yang mengundang badai
Dari dewa bayu yang tiupkan topan
Buat sang daun tercerai berai
Jatuh dari ketinggian ke dalam selokan

Takdir baikkah yang menanti
Ataukah kesialan yang siap menyakiti
Daun yang jatuh ke selokan
Tak harap hadirnya jawaban

Kilauan daun tercampak pudar
Oleh jelaga selokan yang tercemar
Dari sampah-sampah liar
Ulah manusia yang tak peduli derita alam akibat tabiat yang mengakar

Tak tahu akan kemana arus membawa
Bertemankan bayi-bayi katak
Bercengkrama dengan busuknya udara
Yang buat hirupan udara menyesak

Kapankah usai semua
Ataukah kan berkubang selamanya
Satu yang diyakini
Berharganya hidup ini jika memberi arti

Jauh diujung sana lautan luas menanti
Siap tenggelamkan sang daun ke perut bumi
Menjadi santapan ikan lapar yang menyendiri
Ataukah menjadi mineral-mineral bumi

Tak lagi penting tingginya posisi
Cukup sejauh mana berarti hidup ini

Tangerang, Desember 2018
Mahendra Paripurna

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun