Mohon tunggu...
Mutia Ramadhani
Mutia Ramadhani Mohon Tunggu... Mutia Ramadhani

Certified author, eks-jurnalis ekonomi dan lingkungan, kini berperan sebagai full-time mom sekaligus novelis, blogger, dan content writer. Founder Rimbawan Menulis (Rimbalis) yang aktif mengeksplorasi dunia literasi dan isu lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Silent Financial Crisis: Ketika Utang Keluarga Disembunyikan Demi Harga Diri

22 Juli 2025   18:27 Diperbarui: 22 Juli 2025   19:13 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kamu mengalami situasi di mana tiba-tiba keluarga mengetahui ada anggota yang diam-diam terlilit utang? Biasanya, kejadian ini terungkap secara mendadak, entah karena penagih datang ke rumah, ada surat dari bank, atau karena salah satu anggota keluarga tidak bisa lagi menutupi kekurangan. 

Kondisi ini sering disebut sebagai "Silent Financial Crisis" alias krisis keuangan dalam keluarga yang tersembunyi dan baru terkuak saat masalahnya sudah di ujung tanduk.

Fenomena ini bukan hal baru di masyarakat kita. Dalam banyak kasus, utang keluarga disembunyikan bukan karena niat jahat, tetapi karena rasa malu, harga diri, atau kekhawatiran merusak hubungan keluarga. Nah, ironisnya, justru sikap menyembunyikan seperti ini yang sering memperparah keadaan.

Lalu, kenapa fenomena ini terjadi? Dan bagaimana cara terbaik untuk mengatasinya? Mari kita bahas.

Mengapa Utang Sering Disembunyikan?

Dalam konteks keluarga, utang sering kali dianggap sebagai "aib finansial." Banyak orang takut dicap sebagai gagal mengelola keuangan, apalagi di lingkungan sosial yang masih kental dengan budaya menjaga nama baik keluarga. 

Konsep ini berkaitan erat dengan teori social image atau self-presentation (Goffman, 1959), di mana seseorang berusaha tampil sebaik mungkin di mata orang lain, meskipun kenyataannya berbeda. Berikut beberapa alasan mengapa utang keluarga sering disembunyikan.

1. Takut Menurunkan Harga Diri

Seseorang yang mengaku punya utang sering diartikan gagal mengatur keuangan. Dalam keluarga, ini bisa menimbulkan rasa rendah diri, terutama bagi kepala keluarga atau anak yang dianggap penopang ekonomi.

Apalagi jika posisi orang yang berutang tersebut adalah kepala keluarga, anak sulung, atau figur yang selama ini dianggap penopang ekonomi keluarga. Perasaan malu dan takut dianggap tidak mampu menjadi beban mental tersendiri.

Akibatnya, banyak orang lebih memilih menutupi utangnya dengan harapan citra diri di mata keluarga tetap terjaga.

2. Takut Dicampuri Urusan Pribadi

Banyak orang menganggap urusan keuangan adalah ranah privat. Padahal, saat masalah itu meledak, dampaknya bisa menyeret seluruh anggota keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun