3.3 Kesadaran Kelas: Dari Emosi ke Rasionalitas
Â
Salah satu aspek penting dalam Aksi Massa adalah transformasi dari kesadaran spontan (emosional) menjadi kesadaran kelas (rasional). Tan Malaka menyadari bahwa banyak aksi rakyat bersifat reaktif dan sporadis. Karena itu, tugas kaum revolusioner adalah membimbing arah gerakan agar tidak berhenti pada ledakan, tetapi menjadi kekuatan transformatif.
 Ia menulis, "Ledakan tanpa organisasi adalah seperti kembang api: terang sekejap, lalu padam." Maka, pendidikan politik menjadi komponen utama dalam membangun kesadaran revolusioner. Dalam konteks ini, Madilog berperan sebagai fondasi rasional untuk memperkuat basis ideologis aksi-aksi massa[17].
Â
3.4 Organisasi sebagai Tulang Punggung Perjuangan
Â
Tan Malaka menekankan pentingnya organisasi revolusioner yang mampu mengartikulasikan kepentingan massa secara kolektif. Namun, ia tidak menyukai bentuk organisasi yang birokratis dan jauh dari rakyat. Ia lebih menyukai organisasi yang fleksibel, militan, dan dibangun dari bawah[18].
Dalam Dari Penjara ke Penjara, ia menceritakan bagaimana ia membangun organisasi-organisasi buruh dan tani secara rahasia, menggunakan berbagai nama samaran dan taktik gerilya politik. Hal ini menunjukkan pemahamannya yang dalam tentang organisasi sebagai alat perjuangan, bukan tujuan itu sendiri.
Â
3.5 Aksi Massa dan Etika Revolusi