Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Celupak

8 Januari 2019   23:38 Diperbarui: 8 Januari 2019   23:50 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : kebudayaan.kemdikbud.go.id

Kemudian Daud Agil menjelaskan perihal temuannya di Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto. timnya menemukan sebuah bangunan peninggalan Kerajaan  Majapahit. Bangunan itu terbuat dari tumpukan batu bata dan batu andesit yang membentuk sebuah bekas pemukiman masyarakat pada zaman Majapahit. Ia juga menunjukkan beberapa foto lokasi temuan yang ia simpan didalam ponselnya kepada Ralph.  Ralph mengamati foto -- foto itu.

"Nanti sore kita berangkat," ucap pria Inggris berusia tiga puluh tahunan itu.

"Secepat itukah? Apa anda tidak lelah?" jawab Daud setelah ia menerima ponselnya kembali.

"It's about profesionality, Sir. I need to check it today. Saya akan mempersiapkan keperluan ekskavasi sekarang."

Melihat semangat pria muda itu, Daud Agil tersenyum bangga. Tak lupa ia menyuguhkan makanan untuk Ralph. Lalu mereka bertolak ke rumah penginapan tamu yang berada tiga ratus meter di belakang kantor Daud Agil.

"Terimakasih Pak...." ucap Ralph.

***

Ralph mulai bekerja sore itu. Ia mengeluarkan peralatannya. Ia mengamati lahan kosong yang terbentang didepannya. Mengukur luasnya dan memetakan lokasi lahan tersebut. Ia menggambar sketsa lahan diatas secarik kertas. Lalu menyerahkannya kepada pegawai Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan untuk dipetakan. Kurang dari satu jam, lokasi yang diduga situs bekas pemukiman masyarakat zaman Majapahit telah selesai. Ralph mulai melakukan penggalian lahan sesuai lokasi yang telah dipetakan. Ia menggali bagian belakang lahan terlebih dulu. Bagian itu berdekatan dengan kamar mandi milik keluarga Wanto. Suasana penggalian berlangsung cukup ramai. Banyak warga sekitar yang menyaksikan. Terutama ibu -- ibu. Mereka lebih tertarik kepada arkeolog muda asal Inggris itu daripada melihat proses penggalian lokasi.

Hari makin sore. Sebentar lagi akan matahari terbenam. Sebuah generator listrik disiapkan oleh seorang pegawai Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan. Di beberapa titik lokasi mulai dipasangi lampu persegi yang menyala terang. Para Tim Ekskavasi terlihat sibuk bekerja.

Lokasi penggalian Ralph berada terpisah dengan rekannya. Ia melakukan penggalian itu sendiri. Tiba -- tiba ujung jari tangan kanannya tertusuk sebuah benda menyerupai paku kecil. Darah Ralph jatuh menetes diatas benda berwarna kuning kecoklatan itu. Merasa penasaran, Ralph mengeluarkan kuas dan menyapukan kuasnya diatas tanah di sekitar benda tersebut. Perlahan -- lahan benda itu menampakkan wujud aslinya. Sebuah mahkota, lalu kepala manusia, lalu badan, tangan hingga keseluruhan bentuk benda itu dapat dilihat oleh Ralph dari balik kacamata minusnya. Ia mengambil dan memegangnya. Tiba -- tiba sesuatu terjadi pada diri Ralph. Ingatannya melambung ke masa lalu. Sebuah kejadian di masa lalu muncul dalam pikirannya. Sebuah kejadian yang berlangsung sangat cepat dan tidak ia mengerti sama sekali. Hanya bayangan sesosok wanita cantik yang bisa ditangkap oleh Ralph dalam pikirannya.

"Kang Mas...." ucap wanita itu lirih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun