Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Teana - Lamadh (Part 35)

27 November 2018   17:35 Diperbarui: 27 November 2018   17:40 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kalau begitu lebih baik aku memberitahu Ayah untuk mengurangi persediaan minyak Myrrh kita. Besok aku akan berangkat ke Kota Hegra pagi -- pagi sekali untuk membicarakan masalah ini.

"Izinkan aku ikut dengan Tuan." ucap Almeera.

Teana mengangguk.

       Keesokan paginya rombongan Teana berangkat menuju Kota Hegra. Dengan membawa perbekalan yang cukup, mereka berangkat bersama -- sama. Teana, Almeera dan Shahed. Mereka berangkat melewati rute perjalanan seperti biasanya. Mereka mengambil jalur perdagangan yang biasa dilewati oleh para pedagang. Biasanya, jalur itu cukup sepi ketika pagi hari. Teana sudah hafal akan hal itu. namun kali ini, rombongan Teana berpapasan dengan rombongan orang berjubah hitam yang menaiki kuda di jalur perdagangan dekat Kompleks Al Djinn.

"Rombongan dari mana mereka? Baru kali ini aku melihatnya." gumam Teana dalam hati ketika melihat rombongan itu dari jarak cukup jauh.

       Teana menganggap rombongan itu adalah rombongan pedagang yang sama seperti rombongannya. Sehingga ia tidak menaruh curiga sedikitpun. Namun ketika rombongan Teana mendekati rombongan orang berjubah hitam, ia merasakan panas di sekujur tubuhnya. Tiba -- tiba Teana teringat ucapan Dalath. Bahwa ketika ia merasakan panas di sekujur tubuhnya, itu adalah pertanda bahwa Bangsa Bawah sedang hadir. Mereka berada di sekitar Teana.

       Saat itu juga Teana mengerti apa yang harus ia lakukan. Ia tetap tenang dan tidak memberikan reaksi apapun atas kehadiran Bangsa Bawah yang kini muncul didepannya. Mendekati rombongannya. Ia hanya menatap rombongan itu dengan tatapan biasa agar tidak menimbulkan keanehan.

       Rombongan itu makin mendekat, Teana berusaha tetap tenang. Namun ketika lelaki berjubah hitam yang berjalan memimpin didepan rombongan menatapnya, ia tidak bisa berkonsentrasi. Tubuhnya makin panas. Keringatnya makin bercucuran membasahi dahi dan lehernya. Mata Teana berputar -- putar tak tentu arah memandangi keadaan di sekelilingnya. Ia tidak sanggup menatap mata lelaki itu terlalu lama.

"Siapa lelaki itu? Mengapa ia memandangi aku seperti itu? Apakah ia makhluk dari Bangsa Bawah? Tapi siapa?" gumamnya dalam hati.

       Lelaki berjubah hitam itu hanya tersenyum. Senyum yang tidak bisa dilihat oleh Teana sebab tersembunyi dibalik burka yang ia pakai. Setelah kedua rombongan itu berpisah, Teana menjadi tenang. Tubuhnya berangsur -- angsur dingin seperti sebelumnya.

"Tuan, apakah Tuan ingin minum? Hamba lihat Tuan mengeluarkan keringat banyak sekali." ucap Almeera sambil menawarkan sebuah kantung kulit domba berisi air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun