Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Teana - Sabra (Part 25)

16 September 2018   09:37 Diperbarui: 16 September 2018   10:12 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rencana itupun mulai dijalankan oleh mereka. Almeera dengan membawa sekeranjang buah -- buahan berjalan mendekati dua orang pendeta yang sedang berdiri di dekat meja altar. Teana mengawasi gerak -- gerik Almeera tidak jauh dari meja altar. Ia mempersiapkan dupa miliknya. Dilihatnya Almeera nampak asyik berbicara serius dengan kedua pendeta itu. Terkadang pembicaraan mereka diiringi dengan tawa kecil. Tak berapa lama, Almeera berhasil mengajak kedua pendeta untuk pergi menjauh dari meja altar. 

Mereka bertiga berjalan menuju pintu Kuil Ad Deir. Sambil berjalan keluar dan membetulkan kerudungnya, Almeera memberi tanda dengan mengedipkan matanya kepada Teana. Teana mengangguk. Tak menunggu lama, Teana berdiri mendekati meja altar. Ia mengambil sisa dupa Myrrh yang masih menyala didalam kendi lalu menyulutkan dupa itu ke dupa miliknya. Setelah dupa miliknya menyala, kembali ia mengamati keadaan di sekelilingnya. Semua orang sedang khusyuk berdo'a. Kesempatan ini tidak disia -- siakan oleh Teana. Segera ia menancapkan dupa miliknya kedalam kendi dengan hati -- hati.

Teana menggunakan jubahnya untuk menutupi patung Dewa Dhushara dari pandangan orang -- orang yang sedang berdo'a dibawah meja altar. Lalu Teana membalikkan patung yang kini berada dalam genggamannya dengan gerakan cepat. Betapa terkejutnya ia ketika melihat patung itu. Dalam keremangan cahaya didalam kuil, ia masih bisa melihat dengan jelas bahwa bagian belakang pahatan patung Dewa Dhushara berbeda dengan pahatan patung yang ia miliki. Patung Dewa Dhushara di Kuil Ad Deir tidak memiliki lubang berbentuk segitiga. Namun Teana berusaha untuk tetap tenang walau hatinya sedikit berdebar -- debar. Ia mengembalikan patung itu ke posisinya. Lalu kembali ke tempatnya semula dan berdo'a bersama yang lain. Seolah -- olah tidak pernah terjadi apa -- apa.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun