"Kami ini sering dianggap lemah karena status kami. Tapi justru karena status itu kami belajar bertahan hidup dengan lebih keras dari siapa pun."
Melawan Stigma dengan Cinta dan Karya
Dewi mengaku, dulu ia sering mendengar bisik-bisik tetangga: "Janda muda, dagang-dagang, pasti cari perhatian." Tapi ia menanggapinya dengan senyuman dan terus bekerja. Lambat laun, suara sumbang itu berubah jadi pujian. Bahkan yang dulu meremehkan kini menitip jualan.
"Yang penting saya hidup jujur, halal, dan bisa buat anak saya bangga. Selebihnya, biarlah Allah yang nilai," katanya dengan mata berkaca.
Dewi Bukan Satu-Satunya
Dewi S. adalah wajah dari ribuan perempuan yang memilih untuk tidak menyerah. Ia mewakili gerakan sunyi bernama Jandapreneur dimana luka masa lalu diubah menjadi kekuatan untuk membangun masa depan.
Ia tidak menunggu diselamatkan. Ia justru menciptakan jalan keselamatan, bukan hanya untuk dirinya, tapi untuk orang lain juga.
Karena janda bukan akhir. Kadang itu justru awal dari hidup yang benar-benar bermakna.
Salam hormat untuk semua Jandapreneur di luar sana.
Ditulis oleh : Lutfillah Ulin Nuha, Pengagum Janda. Hehehe
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI