Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunaseptalisa5@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Surat untuk Seorang Perempuan yang Kehilangan Pelitanya

30 April 2025   15:37 Diperbarui: 30 April 2025   17:35 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi seorang perempuan yang kehilangan pelitanya-photo by Kristina Polianskaia from pexels

Mau sampai kapan
kau menjadi bayangan
dan mempersilakan dia
menjadi matahari
yang menyilaukan matamu
hingga kau salah mengira
obsesi sebagai cinta

Kau tidak dilahirkan sebagai kolam
tapi sebagai laut
dengan kedalaman
yang membuat siapapun bermimpi
untuk bisa menyelami
meski tidak semuanya berani

Di dalam dirimu ada angin sepoi-sepoi
yang menenangkan
sekaligus membuatmu hilang kesadaran
dan kau akan terbangun dengan penyesalan,
"mengapa kini kau tak lagi awas?"

Di dalam dirimu juga ada badai
yang membentuk dan menguji
setangguh apa kau bertahan
meski tanpa sorak-sorai, tepuk tangan
maupun sekadar ucapan selamat

Jangan lagi kau menjadi kegelapan
Sebab Dia mengajarkanmu untuk menjadi pelita
bagi malammu
dan malam mereka yang seolah tiada ujung

Akhir April, 2025 pada suatu sore

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun