Mohon tunggu...
Livia Halim
Livia Halim Mohon Tunggu... Penulis - Surrealist

Surrealism Fiction | Nominator Kompasiana Awards 2016 Kategori Best in Fiction | surrealiv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen ǀ Jamuan Melahap Matahari

11 Maret 2018   21:07 Diperbarui: 15 Maret 2018   01:17 1419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: artsy.net

-Kamala-

"Mengapa memandangi saja? Baca ini," keluh saya karena Alka terus memandangi saya dengan wajah bingung.

Lalu, Alka mengambil surat itu dan mulai membacanya dalam hati, cukup lama. Setelahnya, ia memicingkan mata. "Ini meresahkan. Apakah kita sungguh akan melahap Matahari?"

Saya mengangkat bahu, "Jika itu benar, walau seandainya kita memutuskan tidak hadir, manusia-manusia lain tetap akan melahap Matahari."

"Bagaimana mungkin?"

"Mungkin ini semacam metafora belaka, Alka. Mungkin mereka tidak benar-benar akan menjamu manusia dengan Matahari yang kita kenal selama ini."

"Bisa jadi. Melahap Matahari, rasanya ganjil membayangkan manusia bisa berpikir segila itu."

-Adhisti-

Ah, manusia. Entah mereka gila atau bodoh. Mungkin bodoh lebih tepat. Bertahun-tahun yang lalu, manusia-manusia bodoh memutuskan untuk melahap seluruh Matahari. Tunggu, apakah kamu saat ini sedang mendengarkan kisah ini dari masa lalu? Dapatkah kamu membubarkan pesta makan malam itu segera?

Saya seringkali bertanya-tanya sendiri apakah mereka yang menghadiri undangan makan malam itu tidak berpikir dulu sebelum melakukannya?

-Kamala-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun