Mendorong kepulangan diaspora melalui insentif seperti dana riset, tax holiday, atau dukungan inkubasi startup bagi profesional yang kembali.
Mengubah narasi bela negara. Bela negara bukan sekadar militerisme, tetapi juga kontribusi ekonomi, sosial, dan budaya yang nyata.
Fenomena #KaburAjaDulu bukan hanya bentuk kekecewaan, tetapi juga cermin kegagalan sistemik. Namun, jika ditanggapi secara serius, ini bisa menjadi momentum reformasi nasionalisme baru: bukan sekadar tinggal di Indonesia, tetapi ikut membangun Indonesia di manapun kaki berpijak.
Dengan menciptakan sistem yang adil, inklusif, dan membuka ruang partisipasi generasi muda, negara tak perlu memaksa anak mudanya untuk tinggal. Mereka akan memilih untuk kembali. Dengan cinta, bukan karena terpaksa.
Refrensi
Indikator Politik Indonesia. (2025). Survei Nasional Persepsi Generasi Muda terhadap Peluang Hidup di Indonesia.Â
Kompas.com. (2025, 3 Februari). Prof. Hermanto: Brain Drain Adalah Tanda Krisis Kepercayaan Sistemik.Badan Pusat Statistik (BPS) & International Labour Organization (ILO). (2024). Tren Ketenagakerjaan di Indonesia.
Samirin, W. (2025). Wawancara Eksklusif di Metro TV: Talenta vs Tantangan Pekerjaan, 20 Februari 2025.
Kementerian Luar Negeri RI. (2023). Laporan Tahunan Kewarganegaraan.
World Bank. (2024). Migration and Development Brief 38: Brain Drain Trends.
Cornell University & Gallup. (2023). Global Talent Index Report.
Bank Indonesia. (2024). Data Remitansi Tenaga Kerja Indonesia.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!