Mohon tunggu...
Linda Puspita
Linda Puspita Mohon Tunggu... Saya adalah Blogger Jambi yang tak hanya membagikan cerita, tapi juga menyalakan cahaya di ruang-ruang kelas

Menyukai dunia tulis menulis dan merasa selalu beruntung saat mulai menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Santi dan Bekal Tempoyak Ikan patin Favoritnya

4 September 2025   23:41 Diperbarui: 5 September 2025   13:28 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Pixabay

Ibu Santi paham kegundahan hati putrinya, lalu mengusap halus kepalanya sambil bicara, "sudah ...! Pergi sekolah agek telat pulo!

Santi hanya menggangguk. Mencium punggung tangan ibunya lalu melangkah pergi ke sekolah.

Di sekolah, saat jam istirahat, Santi mengeluarkan tempat bekalnya, begitu juga teman-teman yang lain, namun aroma Tempoyak ikan Patin Santi mengundang teman-temannya untuk mengerubungi.

"Santi, bekal kau wangi nian!"

"Kau doyan pedas!"

"Apo tu?" tanya teman-teman Santi secara bergantian, penasaran.

"Tempoyak ikan patin masakan emak ngan."Jawab Santi bangga.

"Ciciplah!" kata Santi sambil menyodorkan tempoyak ikan patinnya. Teman-teman Santi antusias menyendokkan gulai ke tempat bekal mereka. Sedikit-dikit mereka semua kebagian. Teman-teman memuji masakan emak Santi. Enak. Patinnya tidak amis, kuahnya asam-asam, manis, pedas nikmat.

"Iko ikan patin sungai. Rasonyo lebih manis dan enak! Emak emang pandai nian masak masakan khas Bungo, macam tempoyak ikan patin ko."

 "Ooo!!" mulut teman-teman Santi menjawab dengan ucapan sama.

            Ada seorang teman yang mengamati momen makan siang mereka. Matanya bulat seperti duku, alisnya terangkat, rambutnya kaku, dikuncir dibelakang. Namanya Yeni, sambil menyeringai dia bilang, "Heleh .... masakan dusun! Apo enaknyo? Gak zaman! bekal tu yo stick, minimal sosis lah enak! Katanya sambil menunjukan bekalnya yang masih utuh."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun