Seringkali kita merasa bersalah ketika sedang belajar namun justru mengantuk. Banyak yang menganggap rasa kantuk saat belajar adalah tanda kemalasan.
Padahal, bisa jadi tubuh dan pikiran kita sedang mengirimkan sinyal bahwa ada yang salah bukan karena kita tidak rajin, tapi karena tubuh atau otak sedang kelelahan.
Lantas, apakah rasa kantuk saat belajar adalah bentuk kemalasan, atau justru indikasi bahwa otak kita sedang kelelahan?
Antara Rasa Malas dan Kelelahan Mental
Rasa malas biasanya ditandai dengan keengganan untuk melakukan sesuatu meskipun tubuh dalam kondisi prima. Sementara kelelahan mental lebih bersifat fisiologis otak kita sudah bekerja keras, mungkin tanpa kita sadari.
Mengantuk saat belajar bisa menjadi bagian dari kelelahan tersebut. Kelelahan otak tidak selalu berarti seseorang sudah belajar berjam-jam.
Pikiran yang terus-menerus terpapar distraksi, multitasking, tekanan akademik, kurang tidur, atau pola makan yang buruk juga bisa menyebabkan otak tidak bekerja optimal.
Akibatnya, saat seseorang duduk untuk belajar, otak justru merespons dengan keinginan untuk "istirahat" dalam bentuk rasa kantuk.
Faktor-Faktor yang Membuat Kita Ngantuk Saat Belajar
Ada beberapa penyebab utama yang sering diabaikan:
Kurang Tidur Berkualitas
Tidur yang cukup tidak hanya soal durasi, tapi juga soal kualitas. Jika seseorang tidur selama 8 jam tetapi sering terbangun, otak tetap belum mendapatkan pemulihan yang maksimal. Ini bisa menjadi alasan utama rasa kantuk datang saat belajar.Waktu Belajar yang Tidak Tepat
Tubuh manusia memiliki ritme sirkadian jam biologis yang memengaruhi kapan kita merasa segar atau lelah. Belajar setelah makan siang, misalnya, sering memicu rasa kantuk karena sistem pencernaan bekerja aktif dan menarik energi dari otak.Kondisi Lingkungan yang Membosankan
Ruangan yang terlalu tenang, minim pencahayaan, atau tanpa rangsangan bisa membuat otak tidak aktif. Suasana seperti ini sering menipu tubuh seolah-olah sedang bersiap untuk tidur.Kurangnya Minat atau Keterlibatan Emosional
Materi pelajaran yang tidak menarik atau metode belajar yang monoton bisa membuat otak tidak termotivasi. Akibatnya, otak menurunkan tingkat kewaspadaannya dan muncullah rasa kantuk.
Apakah Ini Artinya Aku Malas?
Tidak selalu. Justru rasa kantuk bisa menjadi indikator bahwa tubuh dan otak kita butuh perhatian. Yang perlu kita lakukan adalah mengevaluasi pola hidup dan strategi belajar.
Apakah sudah cukup tidur? Apakah metode belajar terlalu monoton? Apakah kita memberi waktu bagi otak untuk istirahat?
Label "malas" sebaiknya tidak digunakan sembarangan, apalagi jika itu malah membuat seseorang merasa bersalah dan kehilangan semangat. Yang lebih bijak adalah mencari solusi.
Solusi Mengatasi Rasa Ngantuk Saat Belajar
Berikut beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan:
Terapkan metode belajar aktif, seperti menulis ulang materi dengan kata sendiri, berdiskusi dengan teman, atau menggunakan teknik mengajar ulang (teach-back).
Belajar dalam interval pendek (pomodoro method): 25 menit belajar, 5 menit istirahat. Ini membantu otak tetap fokus tanpa kelelahan.
Cukupkan kebutuhan tidur dan asupan gizi. Jangan remehkan peran makanan bergizi dalam menjaga energi otak.
Ganti suasana belajar: Belajar di tempat berbeda atau sambil bergerak bisa mengurangi rasa kantuk.
Evaluasi beban pikiran dan stres emosional. Kadang rasa kantuk datang bukan karena fisik lelah, tapi karena beban pikiran.
Kesimpulan
Rasa ngantuk saat belajar tidak selalu berarti kita malas. Bisa jadi, itu adalah alarm alami dari tubuh yang meminta perhatian. Alih-alih menyalahkan diri sendiri, lebih baik kita peka terhadap kebutuhan tubuh dan mencari strategi belajar yang lebih efektif.
Ingat, belajar adalah proses yang bukan hanya butuh kedisiplinan, tapi juga kebijaksanaan dalam mengenali batas kemampuan diri.
Jadi, kalau kamu sering ngantuk saat belajar jangan buru-buru bilang kamu malas. Mungkin, otakmu sedang butuh istirahat. Dengarkan tubuhmu, dan perbaiki cara belajarmu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI