Mohon tunggu...
Lidia
Lidia Mohon Tunggu... Bidan - Penulis pemula yang beberapa karyanya dimuat media. FLP Ranting Unismuh Makassar.

Puisi adalah nyawa bagi katakata yang takut bersuara

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tentang Kopi

24 Mei 2019   20:57 Diperbarui: 24 Mei 2019   21:20 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hitam pekatwajahnya,

Bukanlahalasan untuk menjauh

Ada yangmesti dipahami

dari gelapampas mengendap

Adalahkepahitan menunda lelap.

Sedikitpemanis memberi kesan

Pahit dilidah hanya sesaat

Pada kopi,

Akumenemukan hakikat hidup:

pahit manisadalah sepasang rasa 

yang terasanikmat dalam syukur.

Di atas mejakedai kopi,

Kutumpahkanresah

di secangkirampas yang tersisa.

Parepare,17Mei 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun